
Salat Iduladha di Malang. (Foto: Humas ITN Malang For Malang Post)
MALANG POST – Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, kembali menunjukkan semangat kebersamaan dan kepedulian sosial dalam perayaan Iduladha 1446 Hijriah.
Tiga ekor sapi dan dua kambing, disembelih di Kampus 2 ITN Malang, Jumat (6/6/2024). Merupakan sumbangan dari kampus, P2PUTN dan civitas akademika dosen serta staf.
Pagi hari sebelum penyembelihan, ITN Malang bekerja sama dengan Masjid Muhajirin, menyelenggarakan salat Iduladha di Halaman Rektorat Kampus 1 ITN Malang. Diikuti seluruh civitas akademika dan warga sekitar kampus. Diimami M. Hafidzul Ahkam, dengan Achmad Samroni S.Ag., M.Ag. sebagai khatib.
Ketua Panitia Kurban ITN Malang, Dr. Ahmad Fahrudi Setiawan, S.Kom., MT., menyampaikan, tahun ini terjadi penurunan jumlah hewan kurban. Sebuah fenomena yang hampir merata di berbagai tempat penyembelihan.
“Bisa jadi disebabkan turunnya daya beli masyarakat,” ujar Fahrudi.
Untuk mengantisipasi hal serupa di masa mendatang, ia menekankan pentingnya sosialisasi lebih awal kepada civitas akademika, agar partisipasi dapat meningkat.
Panitia sendiri menyiapkan 500 paket daging kurban, seberat 1 kg setiap paket.
Distribusi difokuskan hanya untuk civitas akademika ITN Malang, mengingat keterbatasan daging hewan kurban.
Menurut Fahrudi, aspek kesehatan dan kelayakan daging kurban, menjadi prioritas utama.

Panitia Iduladha ITN Malang, bekerja sama dengan tim dokter dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Brawijaya (UB), untuk memastikan daging kurban aman dikonsumsi.
Pemeriksaan dilakukan dua tahap: sebelum penyembelihan (antemortem) dan setelah penyembelihan (postmortem).
drh. Farid Abdurrahman, M.Vet., bersama dokter muda Michael Mario Octaviano dari FKH UB, memimpin proses pengecekan.
“H-1 sebelum Iduladha, sudah dilakukan pengecekan kesehatan dan kelayakan hewan kurban. Hewan kurban saat datang dicek. Sekarang usai penyembelihan dicek kembali. Kemarin lihat fisiknya, sekarang dagingnya,” jelas Fahrudi biasa disapa.
Kesuksesan pelaksanaan penyembelihan hewan kurban, tidak lepas dari kerja keras dan gotong royong seluruh panitia. Terdiri dari dosen, staf, Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Lembaga Dakwah Islamiah (LDI). Dibantu mahasiswa dari hampir semua program studi.
Panitia laki-laki fokus pada penyayatan dan pemotongan daging. Sementara panitia wanita, bertugas memotong daging dan menimbangnya untuk dikemas.
“Semoga amal kita, baik yang berkurban maupun yang menerima daging kurban, diterima Allah. Semoga keikhlasan kita membawa berkah,” kata Fahrudi penuh harap.

Panitia kurban saat pembagian daging kurban di ITN 2 MALANG. (Foto: Humas ITN Malang For Malang Post)
Michael Mario Octaviano menambahkan, pengecekan antemortem meliputi pemeriksaan perilaku dan fisik hewan, untuk memastikan kelayakannya sebagai hewan kurban.
Sementara itu, pengecekan postmortem dilakukan setelah hewan disembelih. Meliputi pemeriksaan kesehatan jeroa, dan karkas.
Ia juga memberikan edukasi penting kepada tim pemotong daging mengenai indikasi daging yang tidak layak konsumsi.
“Yang perlu diwaspadai adalah daging di otot pipi. Kalau ada penyakitnya akan banyak cacingnya. Juga bisa di lambung ada bulatan-bulatan hitam, serta di bagian limpa dan hati,” jelas dokter muda yang akrab disapa Mario ini.
Ia juga menjelaskan ciri-ciri cacing yang mungkin ditemukan. Seperti bentuk bulat, gepeng, lonjong putih, atau bahkan berwarna pink karena bercampur darah. Di area pipi, cacing bisa menyerupai biji kopi bulat-bulat.
Mario pun memberi saran bagus untuk menyimpan daging kurban sebagai berikut:
- Daging utuh sebaiknya tidak perlu dicuci jika ingin disimpan di freezer. Karena air bisa menjadi media yang bagus untuk pertumbuhan bakteri, sehingga mempercepat pembusukan.
- Untuk menjaga kualitas daging, sebelum dimasak sebaiknya direbus dahulu, baru kemudian diolah.
- Untuk jerohan, ini beda lagi. Jerohan harus dicuci bersih dulu. Setelah itu, rebus jerohan sampai matang kemudian baru dimasukkan ke dalam freezer. (*/M. Abd. Rachman Rozzi)