
MALANG POST – Masih lekat dalam ingatan, tragedi bullying yang terjadi di Kota Batu hingga menewaskan seorang pelajar SMP bernama, Rizki Kurnia Wahyu Aditya. Tragedi itu terjadi 31 Mei 2024, tepat setahun lalu Rizki tewas setelah dikeroyok lima orang rekannya.
Dari peristiwa tersebut, Pemkot Batu telah menetapkan setiap tanggal 31 Mei diperingati sebagai Hari Anti Bullying di Kota Batu. Tanggal itu dipilih bertepatan dengan meninggalnya siswa kelas Vll SMPN 02 Kota Batu tersebut.
Sebagai bentuk peringatan Hari Anti Bullying di Kota Batu, Wali Kota Batu Nurochman bersama Ketua DPRD Kota Batu HM Didik Subianto berkunjung ke kediaman Alm Rizki Kurnia Wahyu Aditya, di Jalan Bromo Gang 4, Kelurahan Sisir, Kota Batu.
Kunjungan ini bertujuan untuk bersilaturahim kepada keluarga. Cak Nur diterima langsung oleh kedua orang tua Alm Rizki, saudara kembarnya dan keluarga serta para guru dan Kepala Sekolah SMPN 02 Kota Batu.
“Melalui cara ini, bertujuan untuk menyampaikan rasa duka yang mendalam terhadap kejadian tersebut. Sekaligus memberikan motivasi kepada keluarga dan adik almarhum,” tutur Cak Nur.
Dalam kesempatan ini, Cak Nur berjanji akan memberikan perlindungan pendidikan dan membantu pendidikan saudara korban, yang saat ini masih di bangku kelas 3 SMP untuk berlanjut ke jenjang sarjana melalui program 1000 sarjana yang dicetuskan oleh Nurochman-Heli.
“Kami berkunjung untuk memberikan support kepada orang tua sekaligus saudaranya untuk tetap semangat. Kami punya komitmen dan program 1000 sarjana, kami akan memberikan perhatian kepada mereka,” katanya.

SILATURAHMI: Wali Kota Batu Nurochman bersama Ketua DPRD Kota Batu HM Didik Subianto dan stakeholder terkait saat bersilaturahmi ke kediaman korban bullying hingga meninggal di Kota Batu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Pihaknya berharap kejadian serupa tidak terulang. Pemkot Batu juga akan memberikan pembelajaran baik untuk siswa maupun orang tuanya dengan program ‘Parenting for Parent’. Program itu bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan kepekaan serta pentingnya komunikasi dalam lingkungan.
Cak Nur menegaskan, bahwa persoalan pembullyan baik yang terjadi di lingkungan sekolah maupun rumah tidak bisa diselesaikan oleh pemerintah saja, namun membutuhkan keterlibatan masyarakat dan lingkungan sekitar.
“Semuanya harus memiliki persepsi yang sama untuk saling memberikan dukungan, perlu keterlibatan masyarakat, teman-teman DPRD dan lingkungan sekitar. Ini menjadi penting untuk punya frame yang sama di sekolah dan anak-anak yang sedang menempuh dunia pendidikan,” tuturnya.
Kunjungan ini bukan sekadar bentuk belasungkawa, tetapi juga menjadi simbol komitmen moral dan tanggung jawab bersama dalam melindungi masa depan anak-anak Kota Batu.
“Tragedi yang menimpa Alm Rizki adalah luka mendalam yang mengingatkan kita semua bahwa bullying bukanlah persoalan sepele. Hal tersebut bisa merenggut harapan, semangat hidup, bahkan nyawa,” tegasnya.
Karena itu, Cak Nur menekankan, peringatan Hari Anti Bullying ini harus menjadi titik balik, dimana seluruh elemen pemerintah, sekolah, keluarga dan masyarakat bersatu dalam satu tekad untuk menciptakan ruang aman bagi setiap anak untuk tumbuh dan belajar tanpa rasa takut, tanpa tekanan serta tanpa kekerasan.
“Mari kita jadikan duka ini sebagai api semangat untuk membangun generasi yang saling menghormati, peduli dan kuat secara emosional. Karena satu anak yang terluka, adalah tangisan kemanusiaan yang harus kita dengar bersama,” tuturnya.
“Serta dari rumah kecil di Gang 4 Jalan Bromo ini, semoga lahir harapan baru, bahwa tak ada lagi anak yang harus menjadi korban dan tak ada lagi keluarga yang harus kehilangan karena bullying,” tutup Cak Nur. (Ananto Wibowo)