
Foto dari kiri ke kanan: drh. Widi Nugroho, Ph.D di dampingi dekan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) UB, drh. Dyah Ayu Oktavianie A.P., M.Biotech, serta Dr. drh. Mira Fatmawati. M.SI. (Foto: M. Abd. Rachman Rozzi/Malang Post)
MALANG POST- Divisi Informasi dan Kehumasan bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) mengadakan kegiatan Bincang dan Obrolan Santai Bersama Pakar Universitas Brawijaya (BONSAI UB), Rabu (28/5/2025).
Kali ini bertema “Penyembelihan yang Asuh”. (Aman, sehat, utuh dan halal). Berlangsung di Jl Puncak Dieng, Kalisongo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur tengah pekan kemarin.
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya (UB) berkolaborasi dengan beberapa pihak melakukan pengabdian masyarakat menjelang Hari Raya Idul Adha.
Sesuai dengan tema, giat berupa pemeriksaan hewan kurban dan edukasi kepada masyarakat terkait dengan teknik penyembelihan hewan.
Pada tahun ini, FKH ingin meningkatkan edukasi di masjid-masjid yang ada di Kota Malang dengan membuat model penyelenggaraan model pemembelihan yang higienis.
Hal ini dilakukan dengan introduksi penggunaan meja. boks untuk menyimpan daging, dan penggunaan grinder. Sehingga manajemen kurban dapat menjadi higienis dan ihsan.
Kepala Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan drh. Widi Nugroho, Ph.D mengatakan.
Pemeriksaan hewan sebelum disembelih (antemortem) juga diperlukan untuk mengetahui kesehatan hewan kurban, sehingga jika sakit maka dapat segera diobati.
“Dalam praktiknya. terdapat kesulitan untuk menentukan disposisi jeroaan apakah aman untuk dikonsumsi atau tidak.”
“Maka terdapat teknik untuk membedakan jeroan yang aman dikonsumsi atau perlu diolah lebih lanjut (postmortem),” kata drh. Widi yang juga menjadi salah satu pemateri.
Prinsip penyembelihan hewan secara scientific juga harus memberikan rasa sakit paling minimal terhadap hewan kurban dan secepat-cepatnya (unmimal welfare) sehingga sesuai dengan perintah agama Islam.
Penyembelihan yang tidak tepat dapat menyebabkan kesakitan hewan kurban lebih lama. Kasus seperti hanya satu pembuluh darah hewan kurban yang terputus atau pembuluh darah hewan kurban tersumbat menjadi masalah yang sering dijumpai.
Hal tersebut dapat diatasi dengan teknik restrain dan penyembelihan yang tepat. Kegiatan BONSAI dihadiri oleh pemateri, yaitu Muhammad Arif Furgon, M.Psi, Psikolog sebagai Juru Sembelih Halal Malang Raya dan Dosen Fakultas Psikologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Selain drh. Widi. kegiatan tersebut juga menghadirkan Dr. drh. Mira Fatmawati. M.SI sebagai Kepala Unit Kemitraan Kelembagaan Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya dan Dosen Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya.
Dekan FKH UB drh. Dyah Ayu Oktavianie AP. ,M.Biotech., AP.Vet. menambahkan bahwa kegiatan Idhul Adha juga selalu menjadi bentuk tanggung jawab moral sebagai dokter hewan.
“Oleh karena itu kami juga melepas 916 mahasiswa dan 65 dosen dan tenaga kependidikan bergelar dokter hewan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat”.
Selain Bincang dan Obrolan Santai Bersama Pakar Universitas Brawijaya (BONSAI UB), para wartawan juga di ajak workshop pemeriksaan, penyembelihan dan hygienis kurban dengan narasumber para juru sembelih halal (Juleha) Malang bersama para takmir masjid yang tergabung dalam DMI (Dewan Masjid Indonesia) se Malang Raya.
Tujuan kegiatan ini adalah memastikan hewan kurban yang kelak di qurbankan di idul adha bisa secara sariat serta aman, sehat, berkualitas dan tentunya hygienis. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)