
Ainun Jariyah bersama tim sukses meraih Silver Medal dalam Lomba Essay Tingkat Nasional Faperta Fair 7. (Foto: Istimewa)
MALANG POST – Ainun Jariyah bersama tim mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang (UM), sukses meraih Silver Medal dan penghargaan Video Terbaik dalam Lomba Essay Tingkat Nasional Faperta Fair 7 di Universitas Dhyana Pura, Bali.
Prestasi ini diraih berkat gagasannya menciptakan kemasan ramah lingkungan berbasis teknologi untuk sektor maritim Indonesia.
“Awalnya kami mengikuti lomba ini karena informasi dari seorang rekan. Setelah berdiskusi, kami membentuk tim dan bertekad mengangkat isu sektor maritim Indonesia,” ungkap Ainun saat diwawancarai Tim Humas UM.
Tim Essay yang beranggotakan Ainun Jariyah (S1 Ekonomi Pembangunan), Mufidah Nur Aulia (S1 Ekonomi Pembangunan) dan M. Farih Maulidul Haq (S1 Pendidikan Ekonomi) mengembangkan inovasi kemasan hasil laut sebagai pengganti styrofoam.
Tim yang dipimpin oleh Ainun ini menggunakan bahan alami seperti ekstrak fenolik kacang biji hitam dan limbah tetes tebu yang dipadukan dengan teknologi sensor.
“Kami melihat potensi besar pada limbah tetes tebu yang bisa menjadi asam laktat, bahan dasar poly lactic acid, serta ekstrak fenolik kacang biji hitam yang berfungsi sebagai lapisan antimikroba,” jelas Ainun.
Tidak hanya ramah lingkungan, produk ini juga dilengkapi dengan teknologi seperti Arduino, sensor MQ-135, dan sensor TCS 3200.
“Teknologi ini membantu pengguna mendeteksi kesegaran hasil laut secara praktis,” tambahnya.
Meski menghadapi tantangan di luar bidang studi mereka, seperti materi kimia dan elektronika, Ainun menegaskan bahwa kekompakan tim menjadi kunci keberhasilan.
“Keyakinan dan kerja sama adalah hal yang terus kami jaga sejak awal,” katanya.
Sementara itu Dosen pembimbing, Sri Handayani, S.Pd., M.Pd., Ph.D., menilai kekuatan utama sea-pack terletak pada kemampuan tim mengintegrasikan riset bahan alami dan teknologi pintar.
“Mereka berani keluar dari zona nyaman jurusan, mempelajari kimia dan elektronika demi mewujudkan prototipe yang aplikatif,” tuturnya.
Sri Handayani menambahkan bahwa proses bimbingan—luring maupun daring—membantu mahasiswa mempertajam dasar ilmiah dan teknis esai serta video narasi yang sinematik.
Lebih jauh, dosen berharap UM dapat menindaklanjuti inovasi ini dengan program pengembangan riset dan pendanaan. Sehingga SEA-PACK tidak hanya eksis sebagai karya kompetisi.
Melainkan solusi nyata bagi nelayan dan pelaku industri perikanan. Dengan dukungan akademis, potensi Indonesia dalam menciptakan kemasan biodegradable dan teknologi sensor pintar akan semakin mendukung target SDGs dan menjaga keberlanjutan laut nasional.
Inovasi ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya pada aspek konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab (SDG 12). Ainun berharap, dukungan akademis dari UM, seperti pelatihan dan pendanaan, dapat membantu mahasiswa lain mencapai prestasi serupa.
Prestasi Ainun Jariyah membuktikan bahwa mahasiswa UM mampu bersaing di tingkat nasional melalui ide-ide inovatif yang mendukung keberlanjutan lingkungan dan teknologi. (*/M abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)