
MALANG POST – Sektor pertanian dan ketahanan pangan di Kabupaten Malang, terus menunjukkan hasil menjanjikan.
Di daerah ini, menjadi salah satu pilar ketahanan dan swasembada pangan di Jawa Timur, dengan capaian produktivitas dan inovasi model pertanian berkelanjutan.
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Kabupaten Malang, membukukan 11 komoditas utama dengan hasil produksi optimal sepanjang 2024.
Di antaranya, tanaman pangan padi dan jagung; komoditi perkebunan tebu dan kopi.
Selain itu, untuk hortikultura semusim: cabai rawit, cabai besar, cabai keriting, bawang merah; dan hortikultura tahunan: pisang, alpukat, jeruk.
Produksi pertanian padi di Kabupaten Malang, tercatat mencapai 403.037 ton gabah kering giling (GKG) dari luas tanam 62.890 hektare pada 2024 lalu. Sentra produksi padi, berada di Kepanjen, Turen, Pakisaji, Donomulyo, Dampit.
Sedangkan, untuk komoditi jagung, telah menghasilkan 284.015 ton pipil kering dari 51.660 hektare. Sentra tanaman jagung tersebar di daerah pertanian di Donomulyo, Tumpang, Bantur, Turen, dan Kalipare.
Komoditas kopi memiliki 21.113 hektare lahan tanam dengan produktivitas dari 17.814 hektare menghasilkan 15.057 ton biji kopi.
Sentra kopi: Tirtoyudo, Dampit, Wonosari, Ampelgading, Sumbermanjing Wetan.
Di Desa Amadanom, Kecamatan Dampit, para petani kopi tetap bertahan meski sempat menghadapi masa suram saat pandemi.
M. Nur, anggota Poktan Tani Harapan, menyebut harga kopi kini lebih stabil dan kompetitif.
“Harga bisa tembus Rp85 ribu per kilogram untuk kualitas grade satu. Kami tetap jaga kualitas, tapi yang menentukan tetap pasar,” jelasnya.

KABUPATEN TETANGGA: Bupati Malang saat melihat langsung tanaman tebu Cening, yang ditanam di kawasan lahan milik PT Tirta Harapan Perkebunan Bayu Kidul, Desa Sumber Anom, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi. (Foto: Prokopim Sekda Kab. Malang)
Data Dinas TPHP Kabupaten Malang, tercatat lahan tebu seluas 47.016 hektare menghasilkan 4,2 juta kilogram tebu batangan pada musim panen 2024.
Produksi ini setara 337.010 ton gula kristal putih dengan rendemen 8 persen. Varietas tebu dominan yang ditanam adalah jenis BL, yang bisa bertahan hingga 10 tahun.
Bupati Malang, HM Sanusi, bertekad agar ke depan tebu menjadi komoditas primadona. Ia berencana mengembangkan pertanian varietas tebu cening di Kabupaten Malang.
Varietas tebu tersebut kini tumbuh sukses, meski baru dikembangkan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi.
Karena itu, Bupati Sanusi sudah memulai dengan melihat langsung tanaman tebu Cening, yang ditanam di kawasan lahan milik PT Tirta Harapan Perkebunan Bayu Kidul, Desa Sumber Anom, Kecamatan Songgon, Kabupaten Banyuwangi, pada Kamis (8/5/2025) lalu.
Dengan inovasi baru penanaman varietas Cening dari Banyuwangi ini, hasilnya mampu produksi hingga 180 ton/hektare.
“Tebu Cening punya hablur tinggi dan rendemen hingga 10,96 persen, menjanjikan untuk diterapkan di Malang,” ujar Bupati Sanusi.
Menurut Abah Sanusi -panggilan akrabnya- keunggulan varietas tebu Cening berjuluk ‘Si Raksasa Manis’ ini mampu tumbuh bagus, dengan karakter tinggi tebu kurang lebih 4 meter.
Postur tanaman jenis Cening itu, lebih tinggi dari tebu jenis BL yang ada di Kabupaten Malang.
Varietas Cening ini merupakan hasil tanam awal, ditanam di ketinggian 550-750 meter di atas permukaan laut (mdpl). Produksi panennya, kurang lebih 1.800 kwintal per hektar atau 180 ton per hektar, dengan rendemen Brix 17-18i.
“Ada Profesor di Malang yang juga sudah mengamati dan kondisi produksinya juga telah dijelaskan Bupati Banyuwangi, bisa menghasilkan 180 ton atau 1.800 kwintal per hektar,” kata Abah Sanusi, usai kunjungan ke Kabupaten Banyuwangi.
Abah Sanusi menyatakan, akan melakukan uji coba menanam varietas Cening dan dikembangkan di Kabupaten Malang. Ini karena kualitas produksinya dua kali lipat dibanding produksi tebu di Malang.
Sedangkan, di Kabupaten Malang, menurutnya kondisi produktivitas saat ini sedang menurun, tinggal 80 ton atau 800 kwintal per hektare.
Karena itu pula, pihaknya nanti akan berinisiatif untuk regenerasi tebu, berkolaborasi dengan Pemkab Banyuwangi, untuk juga mengembangkan tebu Cening di Kabupaten Malang. (*/Ra Indrata)