
HENDRIX Yulis Setyawan, S.T.P., M.Si., Ph.D., Kepala UPT Reputasi. (Foto: Istimewa)
MALANG POST – SCImago Institutions Rankings (SIR) telah merilis peringkat lembaga akademik dan penelitian untuk tahun 2025.
Kepala UPT Reputasi, Hendrix Yulis Setyawan, S.TP., M.Si., Ph.D mengatakan. Bahwa pemeringkatan UB mengalami peningkatan signifikan.
Pada tahun 2024, UB berada di peringkat ke-541, namun pada tahun 2025 naik ke posisi 313 se Asia. Hal ini menjadikan UB sebagai universitas terbaik ke 6 di Indonesia.
SIR memiliki metodologi tersendiri dibanding lembaga pemeringkatan lainnya yakni lebih berfokus pada riset dan publikasi ilmiah suatu lembaga.
SIR mengukur melalui tiga faktor yakni performa riset, inovasi dan dampak sosial melalui visibilitas situs setiap lembaga.
Indikator riset digunakan untuk mengukur jumlah dokumen penelitian yang telah dipublikasikan oleh universitas dan terindeks dalam SCOPUS. Penilaian ini mencakup tiga aspek utama.
Pertama, normalized impact yakni ukuran dampak sitasi pada tingkat individual yang mencerminkan kepemimpinan institusi dalam menghasilkan karya ilmiah yang berkualitas.
Kedua, , excellence with leadership yakni indikator yang menilai jumlah dokumen dalam kategori unggul (excellence) di mana institusi berperan sebagai kontributor utama.
Ketiga, high quality publications yang mengacu pada jumlah publikasi institusi yang terbit di jurnal-jurnal ilmiah paling berpengaruh di dunia.
Indikator Inovasi digunakan untuk menilai kontribusi institusi terhadap pengetahuan inovatif dan teknologi. Indikator ini terdiri dari tiga komponen utama yaitu innovative knowledge, patents, dan technological impact.
Innovative knowledge merupakan jumlah keluaran publikasi ilmiah dari suatu institusi yang disitasi dalam dokumen paten. Patents mengukur jumlah permohonan paten yang terkait dengan institusi.
Sedangkan technological impact menunjukkan persentase publikasi ilmiah institusi yang disitasi dalam paten, sebagai indikator dampak teknologi dari hasil riset institusi tersebut.
Indikator terakhir adalah dampak sosial, yakni indikator yang menilai sejauh mana institusi memberikan kontribusi terhadap masyarakat luas melalui dua komponen utama: web size dan sustainable development goals.
Web size mengukur jumlah halaman yang terkait dengan URL institusi menurut data dari Google, sebagai indikator visibilitas dan keterjangkauan informasi institusi di dunia maya.
Sementara sustainable development goals menghitung dokumen yang berkaitan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) yang ditetapkan oleh PBB, mencerminkan peran institusi dalam mendukung agenda global untuk pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan.
Hendrix mengatakan, universitas akan terus berkomitmen untuk meningkatkan atau mempertahankan prestasi ini dengan memajukan kualitas dan kuantitas publikasi melalui berbagai program misalnya UB Stars, Visiting Lecturers, Dosen Berkarya, hibah-hibah penelitian dosen, dan lain sebagainya.
“Kalau dilihat metodologinya, 50% penilaiannya berasal dari kualitas publikasi. Itu yang perlu kita tingkatkan,” kata Hendrix
Pada tahun ini, UB memiliki target publikasi jurnal ilmiah sebanyak 4.000. Sebagai perbandingan, pada tahun 2024, UB berhasil mempublikasikan jurnal sebanyak 2.300, dan 1.900 pada tahun 2023.
Hendrix juga menegaskan bahwa UB berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas di berbagai aspek, termasuk dalam bidang riset dan dampak sosial. Dengan demikian, peringkat UB di tingkat regional dan global diharapkan akan terus meningkat. (AND/Humas UB/ M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)