
TENIS: Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat bersama rombongan lainnya berada di venue lapangan tennis, di kawasan Stadion Gajayana Malang. (Foto: Iwan Irawan/Malang Post)
MALANG POST – Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, memimpin rapat koordinasi (rakor), di kantor Dinas Kepemudaan dan Olahraga Pariwasata (Disporapar). Perihal kesiapan Kota Malang menjadi tuan rumah sekaligus peserta Pekan Olahraga Provinsi (Poprov) ke IX Jawa Timur 2025.
Ketika itu, Kepala Disporapar Kota Malang, Baihaqi, bersama Ketua KONI, Djono Sudjatmoko, juga menyampaikan paparan kesiapan mereka menyambut pekan olahraga terbesar di Jawa Timur tersebut.
Usai rakor, Wahyu menyebut, pihaknya sengaja menggelar rakor di Disporapar, karena sekaligus meninjau venue di Stadion Gajayana Malang.
“Pertama kami ingin memastikan kesiapan venue. Penyelesaiannya diperkirakan satu bulanan lagi. Karena pada 14 Juni 2025 nanti, sudah ada pertandingan bola basket.”
“Ada beberapa hal yang menjadi catatan kami. Salah satunya penyelesaian pekerjaan di stadion dalam, harus diselesaikan sesuai jatuh tempo.”
“Lainnya kalau melihat progresnya sudah baik. Tinggal mensosialisasikan Porprov ke IX ini lebih masif lagi, agar masyarakat mengetahuinya,” katanya.
Sedangkan untuk atlet yang dipersiapan turun di Porprov, tambah Wahyu, saat ini sedang mengikuti program pusat pelatihan kota (Puslatkot). Agar mental dan fisik para atlet dapat teruji. Sekaligus memiliki mental juara.
Pemkot Malang melalui Disporapar, tambah Wahyu, juga akan mengucurkan bonus, jika Kota Malang mampu menempati posisi runner up di even dua tahunan tersebut. Agar aman di posisi tersebut, Wahyu mematok target 162 medali.
“Khusus untuk atletnya, jika mampu meraih medali emas, ada bonus Rp40 juta setiap atlet. Untuk itu, mental juara dan kesiapan fisik dari para atlet, harus disiapkan secara matang,” tandasnya.

RENANG: Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat bersama jajaran pejabat lainnya, saat berada di venue renang, di kawasan Stadion Gajayana Malang. (Foto: Iwan Irawan/Malang Post)
Kepala Disporapar Kota Malang, Baihaqi menambahkan, sesuai dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) yang ada di dinasnya, untuk bonus atlet disiapkan Rp19,050 miliar. Uang saku altet, pelatih serta tim official lainnya, disiapkan Rp8 miliar.
“Total anggaran di DPA Disporapar Kota Malang, terkait kebutuhan Porprov IX Jatim keseluruhan mencapai Rp64 miliar. Untuk kebutuhan yang di KONI, nilainya Rp10 miliar,” sebut Baihaqi.
Jumlah kontingen Porprov IX Jatim dari Kota Malang, lanjutnya, berjumlah 1.383 orang. Dengan 1.142 diantaranya adalah atlet, yang saat ini tengah mengikuti program Puslatkot di Bataliyon 502 Jabung Kabupaten Malang, sampai akhir Mei 2025.
“Para atlet ditempa dengan character building. Dilaksanakan dua tahap. Satu tahapannya berlangsung selama dua hari satu malam.”
“Kami berharap, sebagai tuan rumah, akan mampu menorehkan prestasi dengan capaian medali sesuai yang ditargetkan,” tambahnya.
Di sisi yang lain, Baihaqi juga menyebut, Disporapar Kota Malang juga terus mempersiapkan diri menjad tuan rumah yang baik. Dengan mempersiapkan sarpras yang menjadi kelengkapan pertandingan. Termasuk tempat kontingen dari luar Malang, agar tidak sampai mengalami kendala.
“Jadi kelengkapan sarpras, tempat menginap, maupun transportasi dan lainnya, harus sudah terakomodir dengan baik.”
“Kami juga terus memonitor hal-hal apa saja yang patut diatensi dan ditindaklanjuti sampai finishing,” sambungnya.
Di tempat yang sama, Ketua KONI Kota Malang, Djoni Sudjatmoko mengakui, jika Kota Malang mampu menempati posisi runner up, sudah menjadi capaian yang sangat bagus. Karena untuk menggeser kontingen Surabaya, yang bisa berada di puncak, bukan pekerjaan mudah.
“Kami akui, Kota Malang kalah dalam segala hal dengan Surabaya. Tapi untuk SDM mungkin masih bisa bersaing. Terbukti, atlet kita masih mampu menjuarai di beberapa cabor saat Porprov Jatim digelar,” ujar Djoni. (Iwan Irawan – Ra Indrata)