
MALANG POST – Pemkot Batu melalui Dinas Koperasi Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumperindag) berhasil mencatatkan capaian membanggakan dalam kegiatan misi dagang, yang digelar oleh Pemprov Jatim di Balikpapan, Kalimantan Timur.
Dalam misi dagang tersebut, secara keseluruhan Jawa Timur berhasil mencatatkan nilai transaksi yang cukup fantastis, mencapai Rp1,05 trilliun. Dari jumlah tersebut, Kota Batu turut menyumbang angka signifikan dengan mencatatkan kontrak kerjasama senilai Rp20 miliar.
Kepala Diskumperindag Kota Batu, Aries Setiawan menyatakan, nilai tersebut berasal dari kesepakatan pengiriman 288 ton produk pertanian unggulan Kota Batu. Meliputi komoditas kentang, wortel, brokoli, apel, jeruk, jambu, kol ungu, kubis, kesemek dan lebak.
“Kontrak kerja sama ini secara resmi ditandatangani antara Koperasi SAE (CooSAE) Kota Batu dengan Koperasi Produsen Taruna Bina Mandiri asal Kutai Timur, Kalimantan Timur,” tutur Aries, Rabu (14/5/2025).
Keberhasilan ini tak lepas dari strategi inovatif yang diterapkan Diskumperindag Kota Batu dengan membentuk tim khusus. Tim tersebut terdiri dari unsur internal Diskumperindag serta perwakilan Koperasi SAE.
Sebelum pelaksanaan misi dagang, tim ini dikirim terlebih dahulu ke Kalimantan Timur untuk melakukan business intelligence berupa survei pasar, pemetaan kebutuhan, serta identifikasi calon pembeli potensial. Hasil pemetaan inilah yang kemudian ditindaklanjuti dengan kesepakatan bisnis yang menguntungkan petani Kota Batu.
“Strategi ini adalah bentuk keseriusan kami dalam memperluas jangkauan pasar produk pertanian Kota Batu secara berkelanjutan. Kami ingin memastikan bahwa produk petani Kota Batu tidak hanya sampai ke pasar, tapi juga tepat sasaran dan berkesinambungan,” paparnya.

MISI DAGANG: Pemkot Batu melalui Diskumperindag berhasil menaken kontrak Rp20 miliar dengan Kaltim melalui misi dagang yang digelar Pemprov Jatim. (Foto: Istimewa)
Dengan semangat ‘Dari Mbatu untuk Nusantara’, melalui misi dagang tersebut diharapkan menjadi langkah konkret dalam meningkatkan kesejahteraan petani sekaligus memperkuat posisi Kota Batu sebagai lumbung hortikultura unggulan nasional.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Batu, Heru Yulianto menambahkan, dengan kondisi lingkungan Kota Batu seperti ini, merupakan potensi besar untuk pertanian yang berkelanjutan. Kota Batu memiliki sumber daya alam yang mendukung pertanian, terutama keberadaan sumber air yang melimpah dari sungai dan mata air pegunungan.
Hal tersebut sangat penting untuk menjaga kelembaban tanah dan ketersediaan air bagi pertanian, terutama di musim kemarau. Selain itu, tanah di Kota Batu umumnya subur, dengan kandungan mineral yang baik, sehingga mendukung pertumbuhan tanaman dengan optimal.
“Pemkot Batu semakin giat mengembangkan pertanian berkelanjutan dengan menerapkan teknik-teknik pertanian ramah lingkungan, seperti pertanian organik dan agroforestry,” imbuhnya.
Program ini bertujuan untuk menjaga kesuburan tanah, mengurangi penggunaan pestisida kimia dan meningkatkan keberagaman tanaman yang dibudidayakan.
Lebih lanjut, selain memberikan manfaat bagi ketahanan pangan, sektor pertanian di Kota Batu juga berperan penting dalam perekonomian lokal. Banyak warga yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini, dengan sebagian besar hasil pertanian juga dipasarkan ke luar daerah.
Potensi pasar yang besar untuk hasil pertanian dari Kota Batu juga membuka peluang bagi pelaku usaha dan petani untuk mengembangkan produk-produk olahan, seperti selai dan keripik apel, jus dan produk lainnya yang bisa dipasarkan lebih luas.
Dengan kondisi lingkungan yang sangat mendukung dan penerapan teknologi yang tepat, Kota Batu berpotensi menjadi contoh daerah pertanian yang maju dan berkelanjutan, memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan yang berimbang. (Ananto Wibowo)