
FPIK UB Perkuat Sinergi Wujudkan Kampus Aman dan Bebas Kekerasan. (Foto: Istimewa)
MALANG POST – Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK UB) menegaskan komitmennya dalam menciptakan lingkungan kampus yang aman, inklusif, bebas kekerasan seksual, serta perundungan.
Hal ini diwujudkan melalui rapat koordinasi Unit Layanan Terpadu Kekerasan Seksual dan Perundungan (ULTKSP) FPIK dengan Kementerian Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual dan Perundungan (P2KSP), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FPIK UB 2025, dan Dharma Wanita Persatuan (DWP) Sahabat Kampus FPIK UB.
Acara digelar pada Rabu (8/5/2025), di ruang rapat SEPK lantai 4 Gedung B FPIK UB. Pertemuan tersebut bertujuan mengoptimalkan peran ULTKSP sebagai garda depan dalam memberikan perlindungan terhadap kekerasan seksual dan perundungan.
Juga memperkuat kolaborasi dengan P2KSP BEM sebagai mitra strategis dalam mengawal isu kesetaraan gender, keadilan, dan kesehatan mental di kampus.
Ketua ULTKSP FPIK UB, Dr. Tiwi Nurjannati Utami, S.Pi., M.M., dalam sambutannya menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor demi menciptakan suasana kampus yang aman dan nyaman bagi seluruh sivitas akademika.
“Dengan sinergi semua pihak, kita dapat menciptakan lingkungan yang inklusif dan bebas dari kekerasan, sehingga mampu melahirkan generasi tangguh, baik secara fisik maupun mental,” ujarnya.
Kegiatan ini juga dihadiri oleh sejumlah Kepala Departemen ULTKSP, di antaranya Wiwin Lukitohadi, S.Psi., CHRM., S.H. (Departemen Pendidikan dan Advokasi), Dr. Andik Isdianto, S.T., M.T. (Departemen Perundungan), dan Dessy Wuryaningrum, S.E. (Departemen Penanganan Keluhan dan Digitalisasi), serta perwakilan DWP Sahabat Kampus dari tingkat fakultas dan universitas.
Wiwin Lukitohadi menyampaikan bahwa pendampingan yang dilakukan DWP Sahabat Kampus tidak terbatas pada perempuan saja.
“Ruang aman ini terbuka bagi siapa saja yang membutuhkan. Ketika kampus mendukung kesehatan mental warganya, maka seluruh elemennya akan saling menguatkan,” jelasnya.
Ke depan, seluruh pihak sepakat menjalin kolaborasi berkelanjutan melalui berbagai inisiatif seperti sesi edukatif, kampanye kesadaran, hingga pelatihan pendampingan psikososial berbasis komunitas.
ULTKSP juga akan memperkuat sistem pelaporan dan pemulihan yang terintegrasi dengan Layanan Konseling UB dan jaringan Sahabat Kampus.
Jajaran P2KSP BEM FPIK UB 2025 yang turut hadir dalam rapat antara lain Candrahira Zamza Ziaraturrohman (Presiden BEM), Rafli Naufal Adnan (Wakil Presiden), Michael Yerobeam Silalahi (Menko Pergerakan), Retno Wilujeng (Dirjen Advokasi), serta staf ahli Zaara Auralia, Hagia Sihite, dan Satria Adha.
Sebagai unit layanan terpadu, ULTKSP FPIK UB menjalankan fungsi pencegahan, pendampingan, hingga pemulihan korban kekerasan.
Unit ini berkomitmen melindungi seluruh elemen kampus dari berbagai bentuk kekerasan dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Inisiatif ini mendapat apresiasi luas dari dosen, mahasiswa, hingga pimpinan fakultas. Harapannya, langkah kolaboratif ini mampu memperkuat sistem perlindungan kampus dan mencetak generasi penerus bangsa yang kuat secara menyeluruh. (*/ M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)