
WAKIL KAPTEN: Julian Guevara, pelatih asing Arema FC asal Kolombia yang juga turun saat menjamu Persik Kediri. (Foto: Arema Official)
MALANG POST – Salah satu faktor penyebab kekalahan telak Arema FC di Stadion Kanjuruhan, karena belum hilangnya trauma yang dirasakan penggawa Singo Edan, terhadap peristiwa Tragedi Kanjuruhan.
Tragedi terbesar di sepanjang sejarah sepak bola Indonesia tersebut, menewaskan 135 suporter. Terjadi pada 1 Oktober 2022, pascalaga antara Arema FC versus Persebaya. Yang saat itu berakhir dengan kekalahan Arema FC, 2-3.
Sementara dalam laga pekan ke-32 Liga 1 musim 2024/2025, Minggu (11/5/2025) sore, saat menjamu Persik Kediri, banyak pemain Arema FC yang menjadi saksi hidup Tragedi Kanjuruhan.
Diantaranya adalah Johan Ahmat Alfarizie, Dendi Santoso, Dedik Setiawan dan Muhammad Rafli. Serta Kuncoro dan Siswatoro, yang ketika itu juga ada di jajaran tim pelatih. Semuanya dalam laga Minggu sore itu, juga turun di lapangan.
Pelatih Arema FC, Jose Manuel Gones da Silva, membenarkan jika trauma yang masih dirasakan pemain-pemainnya, menjadikan mereka tidak bisa tampil maksimal. Hingga menyebabkan Arema FC kalah telak, 0-3.
“Kami sudah hampir tiga tahun tidak tampil di sini (Stadion Kanjuruhan, Red.).”
“Meski sebenarnya kami, pelatih dan pemain, senang bisa main di sini. Hanya saja, trauma itu tetap masih ada,” kata Ze Gomes, panggilan akrabnya selepas laga.
Seperti menegaskan kondisi tersebut, gawang Arema FC sudah kebobolan ketika pertandingan baru berlangsung 25 menit. Lewat tandukan Vava Mario Yagalo, yang berhasil memanfaatkan umpan lambung di dalam kotak penalti.
Bahkan alih-alih Singo Edan mampu membalas ketertinggalannya, selepas kapten tim, Johan Ahmat Alfarizie diusir wasit Heru Cahyono, gawang Lucas Frigeri kembali kebobolan dua gol. Yakni lewat Ramiro Fergonzi (menit ke-72) dan Ze Valente di menit ke-82.
Pengusiran Alfarizie itu sendiri, dilakukan Wasit Heru Cahyono, setelah melihat tayangan dalam VAR. Untuk membuktikan pemain asli Malang itu melakukan sikutan terhadap Ze Valente.
Dalam laga itu sendiri, Ze Gmes mengakui jika pemainnya juga memiliki beberapa peluang. Bahkan beberapa saat setelah kick off, Dalberto sudah langsung menciptakan peluang. Sayang tendangannya terlalu lemah, sehingga bisa dimentahkan kiper Persik Kediri.
“Kami punya banyak peluang untuk bisa mencetak gol, bahkan sejak babak pertama.”
“Sayangnya, kami tidak bisa memanfaatkan peluang-peluang itu untuk mencetak satu gol pun,” kata Ze Gomes.
Sementara efektivitas Persik, justru diakui lebih baik ketimbang Arema FC. Hal itu menjadi faktor yang lain, bagaimana tim tamu bisa menjebol gawang Arema FC sampai tiga kali dalam 2×45 menit.
“Kami tidak terlalu cepat untuk keputusan terakhir, ketika kami hendak menyelesaikan peuang di depan gawang lawan.”
“Penyelesaian akhir kami tidak berjalan dengan baik. Sementara Persik, dalam situasi pertama yang mereka miliki langusng bisa mencetak gol,” tegas pelatih asal Portugal ini.
Sedangkan Julian Guevara, yang hadir dalam sesi post match press conference atas nama perwakilan pemain, hanya bisa meminta maaf kepada seluruh Aremania.
Bahkan seusai laga, bersama-sama dengan Achmad Maulana Syarif, Julian Guevara menghampiri tribun timur di Stadion Kanjuruhan. Untuk langsung bertemu Aremania dan meminta maaf.
“Kita minta maaf untuk seluruh suporter kita. Karena inilah sepak bola. Kita ada latihan minggu ini agar lebih kuat, untuk persiapan pertandingan berikutnya,” kata Julian.
Pemain yang sudah dua musim bersama Arema FC ini, mengakui kecerdikan Persik Kediri dalam memanfaatkan setiap peluang yang ada untuk bikin gol ke gawang Arema FC.
Sebaliknya Arema FC dinilai kurang bagus dalam penyelesaian akhir, meski punya delapan kreasi peluang.
“Pertandingan hari ini adalah hal yang sudah lama kami nantikan. Saya pikir kami tidak melakukan banyak hal bagus.”
“Sedangkan tim lawan memanfaatkan beberapa peluang yang mereka miliki untuk mencetak gol,” ujar pemain asal Kolombia ini. (*/Ra Indrata)