
Tim Museum Keliling Disdikbud Kota Malang, para guru dan siswa SDN Purwantoro 6 foto bareng. (Foto: Eka Nurcahyo/Malang Post)
MALANG POST – Para siswa SDN Purwantoro 6, Kota Malang, tampak sangat antusias dan bersemangat ketika Tim Program Museum Keliling Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang tiba di sekolahnya pada Jumat (25/4/2025), guna memperkenalkan Museum Mpu Purwa.
Tim membawa dua arca koleksi Museum Mpu Purwa. Yaitu, arca Durga Mahisasuramardhini dan arca Pertapa. Dua narasumber dihadirkan untuk paparan. Yaitu, Rakai Hino Galeswangi, Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kota Malang dan Muhammad Setya Aryahadi, Edukator Museum Mpu Purwa.
Museum Keliling di SDN Purwantoro 6 diikuti seluruh murid kelas 5 dan 6. “Ini merupakan Sekolah Dasar Negeri (SDN) ketiga yang dikunjungi Tim Museum Keliling pada tahun 2025. Sebelumnya di SDN Purwantoro 2 dan SDN Dinoyo 1,” kata Nurman Candra, Pamong Budaya Pertama Disdikbud Kota Malang.
Menurut Nurman, tujuan pertama dari program ini adalah jemput bola untuk mengenalkan museum. Karena, pada umumnya untuk pengenalan museum , biasanya siswa yang diundang datang ke museum. Sehingga yang mendapat informasi tentang museum hanya yang diundang saja.

NARASUMBER: Muhammad Setya Aryadi, meminta dua siswa SDN Purwantoro 6 untuk maju mengidentifikasi arca koleksi Museum Mpu Purwa. (Foto: Eka Nurcahyo/Malang Post)
“Sedangkan lewat museum keliling ini, kami jemput bola menyasar ke para siswa di sekolah itu. Analoginya begini, kalau kita mengadakan kegiatan di museum, maka hanya siswa tertentu yang mengerti, yaitu yang diundang saja. Kalau kita hadir jemput bola, apakah satu jenjang, dua jenjang, bahkan satu sekolah yang dilibatkan dalam museum keliling ini,” jelas Nurman.
Terkait progres museum keliling, Nurman mengungkapkan, bahwa program museum keliling berkontribusi terhadap angka kunjungan ke museum. Yang awalnya berkisar 12.000 sampai 13.000 per tahun, setelah diadakan museum keliling, tahun 2024 angka kunjungan museum jadi 18.000 an.
Ternyata program museum keliling berikut kunjungan ke museum itu juga disosialisasikan oleh sekolah-sekolah yang telah disasar tim lewat media sosial (medsos). Hal ini, akhirnya menarik sekolah-sekolah lain untuk berkunjung ke museum. Bahkan, ada sekolah-sekolah yang mengajukan surat permohonan untuk dikunjungi tim museum keliling.
Menurut Nurman, rencananya tahun 2025 ini ada 10 sekolah yang disasar tim museum keliling. Yaitu, 5 SD dan 5 SMP. “SMP mana saja yang akan kami sasar, masih kami tata dan kami koordinasikan,” kata Nurman.

Narasumber Rakai Hino Galeswangi paparkan arca koleksi Museum Mpu Purwa berikut sejarahnya. (Foto: Eka Nurcahyo/Malang Post)
Pelaksanaan program museum keliling di SDN Purwantoro 6, Jumat (25/4/2025), benar-benar menarik. Para siswa bersemangat dan antusias untuk mengetahui benda-benda koleksi museum Mpu Purwa.
Para siswa dan para pendidik pun memperhatikan saat narasumber memaparkan tentang Museum Mpu Purwa berikut koleksinya. Awalnya, narasumber Rakai Hino meminta dua siswa, laki dan perempuan, untuk maju. Keduanya diminta melakukan identifikasi tentang kedua arca yang dibawa itu.
Setelah diidentifikasi, jenis kelamin, aksesoris yang dipakai dan lainnya, baru dijelaskan panjang lebar oleh narasumber, mulai namanya, zaman pembuatan dan fungsi dari arca itu.
Narasumber juga menjelaskan cara memperkirakan umur arca, jika di arca tidak ada tulisan tahun pembuatannya, baik di belakang atau depan arca. Caranya, yaitu lewat ilmu yang namanya ikonografi. Yaitu, dilihat dari tanda-tanda atau model dari arca itu.
Para siswa semakin semangat untuk tampil mengidentifikasi arca dan bertanya karena panitia menyediakan hadiah menarik. Setelah Ale dan Siva maju untuk mengidentifikasi, murid lain seperti Zanuba, Christian, Candra Wijayanto, dan lainnya melontarkan pertanyaan ke narasumber. Seperti, arca dibuat zaman kerajaan apa, mengapa Durga bertangan delapan, dan lainnya.

Sambutan Pamong Budaya Pertama Disdikbud Kota Malang, Nurman Candra. (Foto: Eka Nurcahyo/Malang Post)
Para siswa dan para guru pun puas dan senang setelah para narasumber menjawab dan memaparkan panjang lebar tentang kedua arca itu secara jelas
Rakai Hino menilai museum keliling punya progres yang bagus. Yaitu, para pelajar yang mengikuti program museum keliling ini makin antusias. “Para siswa SDN Purwantoro 6 ini lebih antusias dibanding kegiatan serupa sebelumnya. Mungkin karena suasananya masih pagi dan mereka penasaran dengan koleksi museum yang kami bawa,” ujarnya.
Menurut Rakai Hino, untuk tahun-tahun selanjutnya, program ini harus tetap dilaksanakan. Karena, program museum keliling di Kota Malang ini juga jadi contoh museum-museum daerah lain.
Kepala Sekolah SDN Purwantoro 6, Sri Susanti, mengaku program museum keliling dari Disdikbud ini sangat bermanfaat bagi para guru dan para siswa. Karena, dengan kehadiran program museum keliling ke sekolah-sekolah, pihaknya serasa lebih mengenal lagi benda-benda bersejarah Kota Malang.
“Insha Allah nanti kami tindaklanjuti dengan mengajak anak-anak berkunjung ke Museum Mpu Purwa. Agar mereka lebih mencintai sejarah dan budaya Kota Malang dan Indonesia,” ungkap Sri Susanti.(Eka Nurcahyo/Adv)