
Tsania Nur Diana: lulusan terbaik program Doktor (S3) di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) pada wisuda periode 132 Universitas Negeri Malang (UM). (Foto: Istimewa)
MALANG POST – Tsania Nur Diyana mencatatkan prestasi membanggakan sebagai lulusan terbaik program Doktor (S3) di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) pada wisuda periode 132 Universitas Negeri Malang (UM).
Capaian ini diraih berkat semangat belajar yang tinggi, dukungan keluarga, dan kontribusinya dalam pengembangan instrumen psikologi belajar fisika.
Melalui Humas UM, Selasa (15/4/2025), Tsania mengungkapkan bahwa motivasi utama hingga mampu berada dalam titik ini berasal dari prinsip tholabul ilmi atau menuntut ilmu seumur hidup.
“Belajar itu kewajiban, dan S3 ini hanya salah satu tahap dalam proses akademik formal. Setelah ini, saya akan terus belajar,” ujarnya.
Sebagai guru dan dosen, Tsania mengaku pendidikan adalah bagian penting dalam hidupnya.
Dukungan keluarga, terutama kedua orang tua, juga menjadi kunci keberhasilannya. “Keluarga saya sangat menjunjung pendidikan. Bagi mereka, pendidikan adalah investasi utama dalam kehidupan,” jelasnya.

Potret keluarga besar Tsania Nur Diyana saat menghadiri wisudanya di Universitas Negeri Malang. (Foto: Istimewa)
Dalam disertasinya, Tsania memfokuskan pada pengembangan instrumen pengukuran keyakinan dan sikap siswa terhadap fisika. Ia berusaha memahami cara siswa mempelajari dan memaknai fisika.
“Karya saya terkait psikologi belajar fisika, yaitu bagaimana siswa bisa belajar sesuai pemahaman mereka. Hal ini akan membantu guru untuk mengarahkan,” paparnya.
Menurutnya, banyak siswa memiliki stigma negatif terhadap fisika. Namun, ia percaya bahwa dengan pendekatan yang tepat, fisika bisa menjadi mata pelajaran yang menyenangkan dan relevan.
“Fisika akan lebih menarik jika diajarkan melalui konteks kehidupan sehari-hari. Jika siswa bisa mengaitkan konsep dengan pemecahan masalah nyata, minat mereka akan meningkat,”urainya
Ia juga menyebutkan bahwa meskipun mengubah persepsi siswa tidak mudah, perubahan dapat dicapai dengan strategi pengajaran yang efektif.
“Intervensi yang tepat bisa mengubah anggapan bahwa fisika itu sulit dan menakutkan,” katanya.
Di akhir wawancara, Tsania menyampaikan pesan kepada mahasiswa UM, yaitu agar tetap konsisten dan memanfaatkan waktu sebaik mungkin.
“Selesaikan studi dengan baik. Selain akademik, keseimbangan dengan pengembangan diri juga penting. Dunia kerja membutuhkan lebih dari sekadar IPK, yakni soft skills, karya, dan prestasi,” tegasnya.
Untuk mahasiswa program studi Fisika, Tsania juga menambahkan pesan, “Menjadi guru fisika itu profesi yang menantang dan membanggakan. Ketika siswa paham, itu adalah kepuasan luar biasa,” tandasnya (*/M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)