
Foto dari kiri ke kanan: Fathan Ashfahani, Jihan Hasna Aqilah dan Nadhiva Amanda Rahma. (Foto: Istimewa)
MALANG POST – Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2025 Universitas Brawijaya (UB) telah membuka pintu bagi ribuan siswa untuk mewujudkan mimpi mereka.
Di balik angka-angka dan data, tersembunyi cerita-cerita inspiratif yang menunjukkan bahwa keberhasilan tidak mengenal usia, latar belakang, atau asal daerah.
Salah satunya adalah seorang peserta bernama Nadhiva Amanda Rahma, siswi MAN 2 Ponorogo. Usianya baru menginjak 15 tahun, namun dia berhasil menembus persaingan ketat dan diterima di Program Studi Ilmu Aktuaria.
Usianya terpaut jauh dibanding mayoritas peserta lain yang rata-rata berusia 17 hingga 18 tahun. Dia merupakan simbol bahwa usia bukanlah penghalang ketika semangat dan kemampuan bertemu dalam satu titik.
Nadhiva mengaku tidak menyangka akan diterima melalui jalur SNBP. “Jujur, saya sendiri cukup kaget,” kata Nadhiva saat diwawancarai.
Dia mengatakan selama sekolah, lebih banyak fokus meningkatkan nilai rapor. “Nilai saya dari semester 1 sampai 4 terus mengalami kenaikan, meskipun di semester 5 sempat sedikit melenceng,” ujarnya.
Meskipun tinggal di boarding school yang membatasi akses gawai, Nadhiva tetap menjaga performa akademiknya. Dia berharap bisa bekerja sesuai dengan minat dan bakat di bidang aktuaria.
“Saya berharap dengan masuk jurusan ini, saya bisa bekerja sesuai dengan minat dan bakat yang saya miliki,” katanya.
Berbeda dengan Nadhiva, Fathan Ashfahani dari MAS Muhammadiyah 1 Kota Malang adalah peserta tertua, berusia 21 tahun, dan diterima di Program Studi Sastra Jepang.
“Saya memilih Program Studi Sastra Jepang karena sebelumnya sudah punya dasar, dan memang berniat ingin mendalaminya,” tutur Fathan. Menurutnya, usia bukanlah penghalang untuk terus belajar dan mengejar cita-cita.
Tahun ini ada juga peserta yang berasal dari Thailand. Jihan Hasna Aqilah adalah siswi Sekolah Indonesia Bangkok, Thailand, lolos ke Program Studi Teknologi Bioproses.
Selama sekolah di Bangkok, Jihan terbiasa menggunakan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris dalam kegiatan belajar.
“Saya suka biologi dan ingin memperdalam lagi bidang tersebut. Selain itu, berdasarkan riset yang sudah saya lakukan, peluang kerja lulusan dari program studi ini cukup banyak,” kata Jihan. Dia juga menuturkan alasannya memilih UB.
“Pertimbangan saya lebih memilih UB daripada di Thailand karena tahun ini saya memang sudah akan kembali ke Indonesia,” ujarnya.
Dengan keberagaman usia, latar belakang, serta kisah perjuangan masing-masing, para peserta SNBP 2025 di UB menunjukkan bahwa mimpi besar bisa diwujudkan siapa pun, dari mana pun, selama ada tekad dan usaha yang nyata.
Sementara itu, berdasarkan asal daerah, jumlah peserta terbanyak yang diterima pada jalur SNBP adalah Jawa Timur dengan jumlah 2.200 peserta, disusul oleh Jawa Barat (2.057) dan DKI Jakarta (1.192). (*/M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)