
MALANG POST – Dalam kacamata Pakar Transportasi, Prof. Aji Suraji, saat ini melihat kondisi Kota Malang memang sudah mulai padat. Tapi ke depan ada potensi kepadatan bisa lebih tinggi lagi.
Hal ini terjadi karena Kota Malang sebagai wilayah yang memiliki magnet tersendiri. Menyebabkan banyak orang yang datang. Sementara pertumbuhan kapasitas tidak sepadan dengan infrastruktur Kota Malang.
“Ketika kuantitas kendaraan yang melintas semakin banyak, akan semakin membebani sistem jaringan jalan. Maka dari itu perlu adanya antisipasi,” katanya saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk, yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Selasa (15/4/2025).
Prof Aji juga menyebut, dalam kajian-kajian transportasi, yang paling mendasar soal masterplan transportasi untuk 20 tahun ke depan, yang terbagi setiap lima tahunnya untuk dievaluasi.
“Jadi Kota Malang ini perlu grand design untuk persoalan kepadatan lalu lintasnya. Mulai dari sistem jaringan transportasi sampai penataan parkirnya.”
“Sudah saatnya bicara sistem transportasi by design, bukan by case saja. Kemudian disini keterlibatkan banyak stakeholder terkait juga perlu,” tegasnya.
Tetapi Wakasatlantas Polresta Malang Kota, AKP Luhur Santoso menyebut, saat ini kondisi lalu lintas di Kota Malang, masih belum sampai macet, melainkan relatif padat.
Biasanya kepadatan di Kota Malang, katanya, hanya di jam-jam tertentu. Seperti jam masuk kerja, masuk sekolah dan di jam bongkar muat barang.
“Sebenarnya kendala soal lalu lintas ada di parkir liar. Masih ada beberapa pengendara yang melanggar. Seperti menggunakan badan jalan untuk parkir, sehingga terjadi penyempitan jalan di tengah meningkatnya volume kendaraan,” sebut AKP Luhur.
Sedang Kabid Lalu Lintas DISHUB Kota Malang, Muhammad Anis Januar, sepakat dengan perlu adanya sinergi oleh banyak pihak, untuk memikirkan rencana jangka pendek dan jangka panjang, menyambut potensi volume kendaraan yang semakin meningkat di Kota Malang. Sejauh ini wadah yang dimanfaatkan melalui FLLAJ.
Anis juga menyampaikan, untuk rencana jangka pendek, pihaknya mencontohkan saat momen lebaran yang lalu, ada rekayasa lalu lintas dan personil yang disiapkan.
“Untuk jangka menengahnya, simpang simpang yang sering terjadi peningkatan volume, akan ditambahkan kamera yang bisa dikontrol ATCS. Sehingga Traffic Light bisa terkontrol menyesuaikan pergerakan,” kata Anis Januar.
Anis menambahkan, sebagai program jangka panjangnya, perlu adanya transportasi umum yang menunjang.
Sementara itu, Ketua Komisi C DPRD Kota Malang, Muhammad Anas Muttaqin, mengakui ada beberapa kendala yang terjadi di Kota Malang. Seperti tidak adanya jalur lingkar. Sehingga orang orang yang mau ke Kota Batu maupun ke Kabupaten Malang, lewatnya Kota Malang.
Anas juga menyampaikan, saat ini banyak orang yang lebih memilih menggunakan kendaraan pribadinya, khususnya roda dua. Karena kondisi transportasi publik di Kota Malang yang kurang menunjang.
“Apalagi Pemerintah Kota Malang belum menjadikan skala prioritas transportasi publik. Hal itu bisa dilihat tidak adanya skema anggaran. Padahal, kami selalu mendorong pemerintah, untuk memberikan perhatiannya,” kata politisi PKB ini. (Wulan Indriyani/Ra Indrata)