
MALANG POST – Rektor Universitas Brawijaya (UB), Prof. Widodo, S.Si., M.Sc., Ph.D.Med.Sc., kembali menunjukkan kepemimpinan akademiknya dalam Seminar Discussion pada kegiatan International Symposium of 12 Countries, 12 Universities yang digelar di Nanjing University of Posts and Telecommunications (NJUPT), Tiongkok.
Sesi diskusi yang mengangkat tema “Artificial Intelligence on Empowering Higher Education Cooperation” ini menghadirkan para pimpinan universitas untuk memaparkan strategi implementasi kecerdasan buatan (AI) dalam mendukung transformasi pendidikan tinggi global.
Dalam paparannya, Prof. Widodo menyampaikan bahwa Universitas Brawijaya telah mengintegrasikan AI secara sistematis di berbagai aspek kamps.
Pertama, kurikulum Berbasis AI: Semua mahasiswa UB, dari berbagai disiplin ilmu, dibekali dengan pemahaman dan kemampuan menggunakan teknologi AI untuk mendukung pembelajaran, riset, dan inovasi.
Kedua, penggunaan AI dalam Sistem Akademik: UB memanfaatkan AI untuk menganalisis capaian pembelajaran, mengidentifikasi potensi individu mahasiswa, serta memantau kondisi akademik di setiap program studi.
Ketiga, pengembangan Lingkungan Riset Berbasis AI. AI menjadi alat penting dalam mendorong riset multidisiplin, mempercepat inovasi, dan mendukung pengambilan keputusan berbasis data. UB memiliki AI Centre dan Super Computer dalam mengembangkan AI.

Rektor UB Prof Widodo bersama Guo Yufeng, Secretary of Nanjing University of Post and Telecommunication. (Foto: Istimewa)
Keempat, kerja sama Internasional melalui AI. UB mengajak anggota konsorsium untuk mengembangkan kerja sama berbasis AI, baik melalui pertukaran staf pengajar, kolaborasi riset, hingga pengembangan ekosistem pembelajaran digital antarnegara.
Prof. Widodo menekankan pentingnya menjadikan AI sebagai penghubung, bukan penghalang, dalam membangun ekosistem kolaborasi internasional yang adil, inklusif, dan berorientasi masa depan.
“AI bukan hanya alat teknologi, tetapi katalisator kolaborasi dan masa depan pendidikan tinggi,” ujarnya.
Sesi ini juga dihadiri oleh pimpinan dan perwakilan dari universitas anggota Konsorsium 12 universities dari Tiongkok, Thailand, Filipina, Belarus, Kazakhstan, India, Rusia, Malaysia, Nepal, Uzbekistan, Prancis.
Dengan kontribusi pemikiran tersebut, UB semakin meneguhkan peran strategisnya dalam membentuk arsitektur baru pendidikan tinggi berbasis teknologi dan kolaborasi global.
Sementara itu, Kepala UPT Reputasi, Hendrix Yulis Setyawan, S.TP., M.Si., Ph.D., menjelaskan UB memandang forum ini sebagai momentum strategis untuk memperkenalkan langkah konkret dalam penerapan AI secara terpadu bukan hanya sebagai alat bantu pembelajaran, tetapi juga menjadi bagian dari infrastruktur penguatan reputasi akademik.
“Komitmen UB dalam integrasi AI mencerminkan kesiapan institusi dalam merespons tantangan transformasi digital global sekaligus memperluas internasional reserach network,” kata Hendrix. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)