
MEMANTAU: Bupati Malang dan Kapolres Malang, saat meninjau Stadion Kanjuruhan, sebelum diresmikan oleh Presiden Prabowo Subianto. Stadion milik Pemkab Malang ini, bakal kembali menjadi kandang Singo Edan. (Foto: Prokopim Setda Kab. Malang)
MALANG POST – Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Malang, M. Hidayat sangat optimis, hasil risk assessment yang dilakukan Mabes Polri bersama pihak terkait lainnya, bakal menghasilkan skor yang menggembirakan.
Dengan begitu, kepastian Arema FC untuk bisa kembali berkandang di Stadion Kanjuruhan, bakal segera dikonfirmasi.
“Sekarang ini hasilnya In Sya Allah keluar. Tapi karena saya sedang di sini, saya belum tahu pasti berapa skor-nya. Tapi saya optimis, skor hasil risk assessment yang dilakukan selama tiga hari, sudah diatas rata-rata,” ujar Hidayat, saat ditemui di Bakorwil Malang, Kamis (10/4/2025) siang.
Mantan wartawan ini menegaskan, sejak Selasa (8/4/2025) lalu, sudah dilakukan risk assessment. Diantaranya menyangkut sarana dan prasarana, keamanan, alur penanganan kesehatan dan kebencanaan, serta kesiapan panitia pelaksana.
Karena itulah, saat dilakukan risk assessment, banyak unsur langsung terlibat. Mulai dari Dispora, Satpol PP, Damkar dan beberapa OPD lainnya. Itu belum termasuk Mabes Polri dan Polda Jatim sampai Polres Malang. Tuan rumah Liga 1, Arema FC juga ikut terlibat. Ditambah Kodim 0818 dan rumah sakit yang akan menjadi rujukan.
“Dulu memang sempat, skor assessment masih kurang dari standar minimal 60 poin. Tapi kalau saat ini, saya sangat optimis nilainya jauh di atas 60 poin. Karena beberapa catatan kekurangan pada assessment yang awal, sudah kami penuhi semuanya,” tegas mantan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Malang ini.
Diakuinya, hal terpenting yang sampai saat ini ditunggu, sebelum Dispora melakukan MoU dengan Arema FC, terkait penggunaan Stadion Kanjuruhan sebagai kandang Singo Edan, adalah hasil dari risk assessment.
Karena pada prinsipnya, sebut pria berdarah Madura ini, antara Dispora sebagai OPD pengelola Stadion Kanjuruhan dengan manajemen Arema FC, sudah mencapai kata sepakat.
“Jadi sudah tidak ada masalah lagi antara kami dengan Arema FC. Kami berdua, tinggal menunggu hasil risk assessment ini saja. Begitu hasilnya sudah keluar dan dinyatakan layak, MoU bisa langsung kami teken,” tandas pejabat yang mengawali kariernya di aparatur sipil negara sebagai seorang guru.
Hanya saja untuk saat ini, Arema FC baru sebatas bisa menyewa Stadion Kanjuruhan secara insidentil. Atau pada momen-momen tertentu saja. Seperti untuk latihan maupun pertandingan.
Rencana manajemen Arema FC yang ingin mengelola penuh Stadion Kanjuruhan, sebut Hidayat, masih belum bisa dipenuhi untuk waktu dekat ini. Karena ada beberapa regulasi yang belum bisa dilakukan.
“Tidak hanya Arema FC. Saat ini siapapun boleh memakai Stadion Kanjuruhan. Tapi hanya untuk kegiatan olahraga. Khususnya sepak bola. Tim mana pun yang ingin memakai stadion, kami persilahkan. Tentunya tetap dengan memenuhi aturan yang berlaku. Termasuk ada biaya sewa stadion,” tegas Hidayat.
Hal yang sama juga dilakukan untuk Arema FC. Hidayat mengaku Arema FC juga dikenakan biaya sewa, yang didasarkan pada peraturan daerah. Meski ada beberapa kebijaksanaan lain, yang diberikan kepada Arema FC.
Disinggung soal peluang Arema FC untuk menggunakan Stadion Kanjuruhan, saat menjamu Madura United pada Kamis (24/4/2025) mendatang, Hidayat sangat optimis laga tunda di pekan ke-28 itu, bakal bisa digelar di Stadion Kanjuruhan.
“Jadi ada untungnya pertandingan itu tidak digelar Minggu (13/4/2025) nanti. Karena risk assessment sendiri, baru selesai hari ini (Kamis, 10/4/2025).”
“Kalau jadi tanggal 24 (April 2025), saya sangat yakin bisa di (stadion) Kanjuruhan. Tapi meski yang main Madura United, saya tetap pendukung Arema FC,” kata pria kelahiran Madura ini. (Ra Indrata)