
MALANG POST – Dinas Perhubungan Kabupaten Malang, mengusulkan ada pelebaran jalan di beberapa titik rawan macet.
Dalam perhitungan yang dilakukan, pelebaran jalan yang perlu dilakukan sepanjang 1.593 kilometer.
“Titik padat atau rawan macet itu, tidak hanya terjadi saat momen libur Lebaran saja. Tapi sehari-hari memang sudah padat.”
“Seperti di bagian utara, mulai Karanglo ke Karangploso, sampai batas Kota Batu melalui Jurang Susuh,” kata Kabid Lalin Dishub Kabupaten Malang, Willy Deni Permana, saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk.
Selain itu, tambahnya, juga di bagian Selatan mulai batas Kota Malang di Kacuk sampai Simpang 3 Jalibar. Termasuk juga yang dari Gadang sampai Bululawang. Sementara di timur mulai Pakis sampai Tumpang.
“Kalau di sekitar persimpangan Kacuk, khususnya yang arah Kepanjen, sudah waktunya dibuat empat lajur. Mengingat sudah terjadi peningkatan volume kendaraan setiap harinya,” sebutnya.
Tidak hanya sekadar melebarkan jalan, pihaknya juga sepakat supaya jalan-jalan bisa dikembalikan sesuai dengan fungsinya. Mengingat adanya beberapa ruas jalan, yang justru dimanfaatkan sebagian untuk parkir. Bahkan diantaranya juga dipakai PKL.
Di forum Malang Raya, sebutnya, sempat ada wacana mulai pertigaan MCC Kota Malang, lanjut Simpang 3 Asrikaton Pakis, tekuk kanan sampai Simpang 3 Bululawang, dimungkinkan untuk dibuat empat lajur.
Sedangkan Polres Malang mencatat, ada beberapa ruas jalan yang terpantau ada penyempitan. Seperti di perlintasan kereta api Karanglo, sekitar 500 meter setelah simpang empat Karanglo.
“Termasuk juga Simpang tiga Masjid Kembar dan Simpang 4 Kepuharjo. Sedangkan ini titik tumpuan wisatawan Surabaya ke Batu,” kata Kanit Turjawali Satlantas Polres Malang, Ipda Andi Agung.
Ditambahkan, ada juga titik jalan yang terhambat karena terjadi penyempitan. Seperti simpang 3 Slorok sampai Karangkates. Sehingga jadi langganan antrian di momen tertentu, seperti masa libur lebaran.
Sedangkan terkait dengan pantauan arus lalu lintas saat masa libur lebaran, khususnya bagian utara, Ipda Andi menyebut, mulai 23 Maret sampai 8 April 2025, rata-rata terpantau di exit tol Singosari, berkisar 12 ribu – 20 ribu perhari. Jumlah itu, untuk kendaraan yang masuk dari Surabaya ke Malang.
Sementara itu, Pakar Transportasi ITN Malang, Dr. Ir. Nusa Sebayang menyampaikan, pelebaran jalan yang perlu dilakukan segera, bukan di titik-titik yang padatnya di momen tertentu seperti lebaran saja. Tapi justru di titik-titik yang memang setiap hari macet.
“Kalau kondisi kepadatan di momen tertentu area Malang – Blitar, itu bisa dilakukan rekayasa lalu lintas dengan menyiapkan personel. Seperti yang dilakukan tahun ini,” ujarnya.
Nusa menambahkan, untuk titik padat yang hampir setiap hari, bisa dilakukan pelebaran jalan segera sekaligus perbaikan ruas jalan yang memang sudah mulai rusak. Sehingga kecepatan kendaraan yang melintas standar tidak melambat. (Wulan Indriyani/Ra Indrata)