
MALANG POST – Menjaga pola hidup sehat pasca Lebaran itu penting. Apalagi pola hidup sehat itu penting, karena sebagai kebutuhan keseimbangan tubuh.
Ketika satu bulan tubuh sudah melakukan detoks dengan melakukan puasa, maka kondisi lebaran terkadang membuat beberapa orang makan tidak terkontrol. Dengan menu-menu yang bersantan dan pemanis yang tinggi.
Dokter Umum RSU Brimedika Malang, dr. Riza Maulida menjelaskan, ketika makanan tidak kembali terkontrol, bisa mengarah ke kolesterol, kemudian gula darah naik. Sampai bisa jadi jangka panjangnya menjadi diabetes melitus.
“Untuk makanan yang cenderung asin dengan jumlah konsumsi banyak, bisa mengarah pada hipertensi. Belum lagi makanan berlemak bisa jadi penyakit jantung,” katanya saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk, yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Senin (7/4/2025).
Ditambahkan, sudah saatnya orang-orang imbangi dengan olahraga ringan. Seperti jalan pagi dan minum air putih sampai dua liter perhari.
Selain itu, dr. Riza juga menjelaskan, tubuh memang akan sulit menerima perubahan yang ekstrim. Seperti melakukan detox maksimal tiba-tiba.
Perubahan-perubahan baik untuk tubuh, katanya, bisa dimulai dengan hal-hal kecil terlebih dulu. Seperti contohnya konsisten jalan kaki setiap pagi. Kemudian step selanjutnya dengan mengganti minuman-minuman berpemanis dengan air putih saja.
“Perlu diingat untuk pola makan sehat yang seimbang itu perlu diperhatikan. Termasuk juga untuk kualitas istirahat juga perlu diperhatikan,” tegasnya.
Sedangkan dosen Departemen Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Brawijaya, Dr. Fajar Ari Nugroho, S.Gz., M.Kes., menyebut, setiap orang pasti metabolismenya berbeda. Ada yang dalam keadan baik, ada yang sudah menurun.
“Ada tipikal orang yang kalau makan banyak tetap kurus, sedangkan ada juga orang makan sedikit tapi berat badan cepat naik,” sebutnya.
Fajar juga menjelaskan, beberapa faktor yang mempengaruhinya seperti umur, jenis kelamin, aktivitas fisik dan kondisi kesehatan.
Ketika sudah berumur, katanya, lebih baik porsi yang dimakan juga dikurangi, karena metabolisme tubuh yang menurun.
Begitu juga untuk jenis kelamin, juga berpengaruh. Karena otot laki-laki cenderung lebih banyak dari perempuan, sehingga porsi makan laki-laki lebih banyak.
Fajar mengingatkan, sebenarnya konsumsi lemak itu juga dibutuhkan untuk tubuh. Tapi dengan catatan tidak berlebih. (Wulan Indriyani/Ra Indrata)