
MALANG POST – Demo penolakan UU di depan gedung DPRD Kota Malang, Minggu (23/3/2025), berlangsung anarkhis dan berakhir chaos. Gedung dewan itu pun dilempari batu, mercon slengdor dan bom molotov.
Dampaknya kaca sejumlah jendela pecah. Pos Satpam dewan terbakar dan ruang arsip pecah mengalami kerusakan.
Selain itu dampak dari chaos, belasan massa pendemo terluka, tujuh polisi dan seorang TNI juga terluka. Para korban dirawat di RS dr Saiful Anwar, Kota Malang.
Informasinya, ada polisi yang menderita luka gores di leher, luka di pipi bawah mata, luka di punggung kena hantam pentungan dan luka lecet-lecet. Sedang yang seorang TNI anggota Kodim 0833 Kota Malang mengalami luka bakar di lengan.
Informasinya, kebakaran gedung DPRD Kota Malang dimulai saat salah satu massa aksi melemparkan bom molotov ke lantai dua bagian depan gedung DPRD Kota Malang. Pelemparan itu terjadi sekitar pukul 18.00 WIB.
Bom molotov yang mengenai lantai dua teras gedung DPRD Kota Malang, akhirnya menyambar hingga ke bagian bawah gedung. Tepat di depan pintu gedung dewan. Kebakaran pun terjadi. Melihat hal itu, ratusan massa aksi pun meneriakinya dan api terus membesar.
Tak butuh waktu lama, mobil pemadam kebakaran (Damkar) pun datang untuk menjinakkan api yang semakin membara.
Tak berhenti d isitu, massa aksi pun terus melakukan pembakaran di depan gedung dewan. Bahkan, area-area pos gedung dewan pun ikut mereka bakar dan isinya, seperti kursi hingga tiang-tiang pun mereka ambil.
Kebakaran semakin membara terjadi sekitar pukul 18.25 WIB. Ketika kebakaran semakin membara, ratusan massa aksi pun terus melemparinya dengan batu maupun petasan yang mereka bawa. Hal ini mereka lakukan, karena diketahui tak ada satu anggota dewan pun yang turun untuk menemui mereka
Massa aksi yang semakin beringas, lalu membakar kursi-kursi yang mereka ambil di pos gedung DPRD Kota Malang. Mereka pun juga melemparkan bebatuan yang membuat kaca beberapa jendela di gedung DPRD Kota Malang semuanya pecah.
“Ayo-ayo Malang membara, kita tolak dan kita bakar gedung DPRD Kota Malang,” teriak salah satu massa aksi.
Anggota Komisi B DPRD Kota Malang, Danny Agung Prasetyo, begitu dapat WA ada demo di gedung dewan juga berusaha menuju ke gedung dewan. Saat itu politisi Gerindra ini baru saja pulang dari Surabaya.
Begitu sampai tol Singosari, dia melihat di medsos, demo sudah berjalan anarkhis. Dan ketika dia tiba di gedung dewan, kondisinya telah bubar. Sehingga dia tak sempat menemui pendemo.
Danny pun sangat menyesalkan demo yang anarkhis itu. Apalagi sampai jatuh korban luka-luka, baik pendemo dan aparat. Menurut Danny, penyampaian aspirasi lewat demo itu boleh. Di atur UU. Hanya saja, ikuti aturannya. Jangan anarkhis.
Sementara Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Nanang Haryono dan Dandim 0833 Kota Malang, Letkol (Arm) Aris Gunawan, hingga demo usai, masih berada di lapangan. Mereka pun kemudian berkoordinasi dengan Ketua DPRD Kota Malang.
Sedang para petugas dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang membersihkan sampah, batu dan puing-puing kaca di gedung dewan. Volumenya sekitar satu truk.(Eka Nurcahyo)