
Biger A Maghribi, Kepala Kantor OJK Malang. (Foto: Istimewa)
MALANG POST – Sepanjang 2024, industri perbankan di wilayah kerja Otiritas Jasa Keungan (OJK) Malang menunjukkan kinerja yang solid dan resilien dengan pertumbuhan kredit mencapai 13,05 persen yoy menjadi Rp105,19 triliun (Desember 2023: 15,77 persen yoy).
Pertumbuhan kredit itu di atas pertumbuhan kredit nasional sebesar 10,39 persen yoy. Ditinjau dari jenis penggunaan, pertumbuhan tertinggi terjadi pada kredit investasi sebesar 26,23 persen yoy.
Hal ini disampaikan Kepala Kantor OJK Malang, Biger A Maghribi. Menurut Biger, kualitas kredit pun masih terjaga dengan rasio NPL sebesar 2,29 persen per 31 Desember 2024 atau meningkat 0,18 persen dari posisi yang sama tahun sebelumnya. Loan at Risk perbankan di wilayah kerja OJK Malang juga semakin menurun mencapai 6,72 persen per akhir Desember 2024.
Sementara itu, lanjut dia, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Desember 2024 tercatat 5,04 persen yoy menjadi Rp 99,41 triliun, lebih tinggi dari pertumbuhan DPK nasional sebesar 4,48 persen yoy. Tabungan menjadi kontributor pertumbuhan utama yaitu tumbuh 6,52 persen yoy.
Penyaluran kredit UMKM oleh perbankan tumbuh 5,85 persen yoy menjadi Rp 37,04 triliun. Sampai dengan akhir tahun 2024, penyaluran kredit dan/atau pembiayaan di wilayah kerja OJK Malang masih tertuju kepada tiga sektor ekonomi utama. Yaitu Perdagangan Besar dan Eceran (Rp 21,29 triliun; porsi: 20,25 persen), Industri Pengolahan (Rp 18,93 triliun; porsi: 17,99 persen), dan Untuk Pemilikan Peralatan Rumah Tangga Lainnya (termasuk pinjaman multiguna) (Rp 16,23 triliun; porsi: 15,43 persen).
Adapun sektor ekonomi dengan persentase pertumbuhan kredit tertinggi adalah Untuk Pemilikan Ruko atau Rukan (tumbuh 147,53 persen yoy), Listrik, Gas dan Air (tumbuh 91,41 persen yoy), serta Konstruksi (tumbuh 30,49 persen yoy).
Sementara guna pemberantasan judi online (judol), ujar Biger, yang berdampak luas pada perekonomian dan sektor keuangan, OJK telah meminta bank untuk melakukan pemblokiran terhadap kurang lebih 8.618 rekening (sebelumnya kurang lebih 8.500 rekening) dari data yang disampaikan oleh Kementerian Komunikasi dan Digital. Guna melakukan pengembangan atas laporan itu dengan meminta perbankan melakukan penutupan rekening yang memiliki kesesuaian dengan Nomor Identitas Kependudukan serta melakukan Enhance Due Diligence (EDD).
OJK juga telah mendiskusikan dan sharing informasi dengan industri perbankan mengenai upaya penguatan parameter-parameter yang dapat digunakan industri perbankan dalam upaya deteksi awal rekening terindikasi judi online. Selain itu juga terus menguatkan upaya pengawasan terhadap pemanfaatan rekening dorman sebagaimana yang telah dilakukan selama ini.
Sementara terkait perkembangan Pasar Modal, kata Biger, di tengah beragam tantangan ketidakpastian geopolitik global dan momentum tahun politik di dalam negeri, sepanjang tahun 2024 perkembangan Pasar Modal Indonesia tetap menunjukkan resiliensinya. Itu ditunjukkan dengan tren positif pada berbagai indikator seperti stabilitas pasar, tingkat aktivitas perdagangan, jumlah penghimpunan dana, serta peningkatan jumlah investor ritel dengan pesat.
Menurutnya, jumlah investor Pasar Modal di wilayah kerja OJK Malang mencapai 297.815 Single Investor Identification (SID) pada Desember 2024 atau tumbuh sebesar 13,23 persen secara yoy dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak 263.021 SID. Sebanyak 99,86 persen dari total investor merupakan investor individu dan 34,68 persen di antaranya berdomisili di Kota Malang.
Antusiasme investor ritel terhadap obligasi ritel negara masih cukup besar di tengah dinamisnya ekonomi domstik dan tingginya ketidakpastian global. Hal itu tecermin dari peningkatan SID Surat Berharga Negara (SBN) sebesar 19,05 persen dari posisi yang sama tahun sebelumnya atau mencapai 29.042 SID.
Jumlah nasabah reksa dana juga meningkat signifikan sebesar 164,27 persen secara yoy. Daerah Tingkat II di wilayah kerja KOJK Malang yang mencatatkan nilai penjualan reksa dana tertinggi adalah Kota Malang dengan total transaksi sebesar Rp 296,53 miliar dan kemudian diikuti dengan Kabupaten Malang sebesar Rp 36,47 miliar. Rata-rata nilai transaksi saham mencapai Rp 3.945 miliar selama bulan Desember 2024. Angka itu meningkat 34,25 persen secara yoy.
OJK Malang, lanjutnya, juga telah memberikan 140 layanan konsumen selama Januari 2025. Terdiri dari pemberian informasi (65 persen) dan pengaduan (35 persen). Di antara layanan konsumen dimaksud, 17,86 persen diantaranya berkaitan dengan pinjaman online ilegal dan investasi ilegal, dimana sebanyak 28,57 persen konsumen mengalami penipuan yang dilakukan oleh oknum pinjaman online ilegal dan investasi ilegal.
Ditinjau dari jenis usaha Pelaku Usaha Jasa Keuangan, 52,86 persen berkaitan dengan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) dan 32,14 persen berkaitan dengan perbankan. Secara keseluruhan, mayoritas topik layanan terkait permasalahan SLIK (16,43 persen) dan penipuan (14,29 persen).
Sampai dengan akhir bulan Januari 2025, OJK Malang telah memproses 1.119 permintaan informasi debitur pada Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK), dimana 951 permintaan informasi diajukan secara luring dan 168 diantaranya diajukan secara daring.(Eka Nurcahyo)