
BENTANG ALAM: Kota Batu punya bentang alam yang begitu indah dan kesejukan udara, menjadi magnet tersendiri bagi warga luar kota untuk pindah domisili ke Kota Batu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
MALANG POST – Berbekal keindahan alam dan kesejukan udara. Kota Batu jadi magnet tersendiri bagi sejumlah masyarakat luas untuk bermukim di dalamnya. Ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah warga luar Kota yang pindah domisili ke Kota Batu.
Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil) Kota Batu, diketahui ada sekitar 5 ribu warga luar kota yang boyongan pindah domisili ke Kota Apel.
Kepala Bidang (Kabid) Pengelolaan Informasi Administrasi dan Kependudukan (PIAK) Dispendukcapil Kota Batu, Darmanto menyatakan, tercatat dalam dua tahun terakhir ini ada peningkatan jumlah masyarakat pindah masuk ke Kota Batu.
“Dua tahun terakhir ini, trennya cenderung naik. Warga yang pindah domisili ke Kota Batu lebih banyak, dibandingkan warga yang pindah domisili keluar Kota Batu,” paparnya, Kamis (20/2/2025).
Pihaknya merinci, pada Tahun 2023 lalu sebanyak 5.140 orang masuk ke Kota Batu. Dengan rincian 1.058 orang berjenis kelamin laki-laki dan 4.083 orang berjenis kelamin perempuan. Lalu pada Tahun 2024 sebanyak 5.440 orang masuk ke Kota Batu. Rinciannya 1.121 orang berjenis kelamin laki-laki dan 4.319 orang berjenis kelamin perempuan.
“Berdasarkan data tersebut, warga yang pindah domisili ke Kota Batu didominasi perempuan,” imbuhnya.
Darmanto juga merinci, jumlah warga yang pindah domisili ke luar Kota Batu, pada Tahun 2023 lalu ada sebanyak 3.966 orang pindah dari Kota Batu. Rinciannya 1.970 orang berjenis kelamin laki-laki dan 1.966 orang berjenis kelamin perempuan.
Kemudian di Tahun 2024, sebanyak 4.289 orang pindah domisili dari Kota Batu. Dengan rincian 2.113 orang berjenis kelamin laki-laki dan 2.176 orang berjenis kelamin perempuan.
“Tren pindah penduduk dari Kota Batu juga meningkat, namun tidak sebanyak tren pindah masuk ke Kota Batu,” tuturnya.
Lebih lanjut, dia juga mengungkapkan, perpindahan domisili rata-rata diajukan untuk pindah kota atau kabupaten saja. Di antaranya karena telah menikah dan mengikuti Kartu Keluarga (KK) yang baru, akhirnya perlu mengurus pindah domisili untuk KTP baru. Kemungkinan lain seperti diterima kerja menjadi aparatur sipil negara (ASN) di daerah lain.
“Kalau hanya menempuh pendidikan saya kira tidak perlu pindah domisili,” ungkap Darmanto.
Dia menjelaskan, pengajuan pindah domisili diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) 96 Tahun 2018 tentang tata cara pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil. Beberapa persyaratan harus dipenuhi. Perpindahan masyarakat perlu pergantian alamat KTP baru yang berlaku di domisili yang baru. Untuk pindah domisili di kota yang sama, pemohon hanya perlu menyetorkan KK lama.
Namun, jika pindah ke kota atau provinsi lain, perlu juga menyetorkan surat keterangan pindah (SKP). Lampiran dokumen itu digunakan untuk melapor ke Dukcapil daerah tujuan untuk diterbitkan dokumen kependudukannya, seperti KK, e-KTP, dan Kartu Identitas Anak (KIA).
Dirinya menambahkan, kepengurusan pindah domisili dapat diproses dengan cepat. Dengan catatan, seluruh berkas yang diperlukan sudah lengkap.
“Apalagi jika ada surat rekomendasi dari Dispendukcapil domisili yang baru, bahkan bisa ditunggu,” tutupnya. (Ananto Wibowo)