
ILUSTRASI: Sebuah konser musik yang sempat digelar di Kota Malang. Bapenda bakal mempermudah proses pembayaran pajak hiburannya, bagi EO yang mengeluarkan ticketing. (Foto: istimewa)
MALANG POST – Kepala Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Kota Malang, Handi Priyanto. Melalui Kepala Bidang Perencanaan dan Pengembangan PAD, Rizal Agusputra mengatakan, Bapenda terus melakukan inovasi untuk kemudahan layanan pembayaran pajak hiburan atau Pajak Barang dan Jasa Tertentu (PBJT) kepada masyarakat.
“Inovasi tersebut bernama Perforasi Digital. Bertujuan agar pelayanan yang kita berikan kepada masyarakat, khususnya penyelenggara acara event organizer (EO), agar lebih efektif dan efisien.”
“Contohnya, acara konser, musik atau sepak bola. Kendati panitia atau EO-nya tidak berdomisili di Malang, masih bisa mengurus pajaknya dengan sistem online. Dengan begitu juga meminimalisir kontak fisik dengan wajib pajak (WP),” kata Rizal kepada Malang Post, Rabu (19/02/2025).
Dengan begitu, lanjut Rizal, jika penyelenggara atau EO-nya berada di luar kota, mereka cukup pelaporan pajak hiburannya secara online. Yakni dengan mencantumkan, pendaftaran acaranya, melengkapi data terkait nama acaranya, lokasi dan tanggal acaranya dan jumlah tiket dengan kategori tiket yang dijualnya.
“Tentunya ini akan mempermudah dan memperlancar tugas dan kewajiban EO. Jugalebih efektif dan efisien waktunya.”
“Mereka juga tidak perlu bolak-balik lagi pelaporannya ke Bapenda. Kita pun bisa langsung memverifikasi lebih cepat. Setelah semua berkas terlengkapi persyaratannya dan tervalidasi, baru kita keluarkan barcode ticketing-nya,” jelas dia.
Untuk mempermudah tata cara pengisian dan data kelengkapan persyaratan proses PBJT, katanya, Bapenda akan mengeluarkan video tutorial maupun buku panduannya.
Penyelenggara acara atau EO cukup mendaftarkan event-nya, melalui website pajak.malangkota.go.id/perforasidigital. Semuanya itu bertujuan tranparansi dan mencegah terjadinya kebocoran pajaknya.
“Dengan sistem tersebut, memudahkan kami bisa memantau peredaran jumlah tiket yang dijualnya secara real-time.”
“Selain itu, kita juga berkeinginan sistem ini bisa meningkatkan potensi PBJT. Saat ini masih berkisaran di Rp11 miliar. Harapannya bisa lebih dari itu potensinya,” bebernya.
Disinggung target sosialisasi ke masyarakat terkait pajak hiburan (PBJT), mantan Kasi Protokoler di Prokopim ini menuturkan, target sasarannya adalah para penyelenggara acara atau EO.
Meski tidak setiap tahunnya di Kota Malang digelar konser musik. Tapi tetap bisa disampaikan pada lainnya. Seperti penyelenggara sepak bola atau event Night Run.
“Apalagi di Kota Malang rencananya akan ada program seribu event. Jadi kita tunggu kebijakan dari Wali Kota Malang selanjutnya.”
“Terkait sosialisasi Perforasi Digital, kita sosialisasikan dengan masif ke berbagai media sosial resmi Bapenda dan gethok tular. Supaya masyarakat mudah memahaminya, sehingga optimalisasi potensial PBJT bisa lebih cepat tercapai atau terpenuhi,” pungkasnya. (Iwan Irawan/Ra Indrata).