
MALANG POST – Sebuah terobosan baru dalam dunia pendidikan hukum sukses dilahirkan dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Inovasi itu adalah Metaverse Moot Court Pengadilan Negeri.
Sebuah platform virtual reality pertama di Indonesia dan Asia Tenggara yang menghadirkan ruang sidang semu pengadilan negeri dalam dunia digital, resmi diluncurkan pada 17 Januari 2025.
Produk inovatif ini dirancang untuk memberikan pengalaman bersidang yang lebih imersif bagi mahasiswa hukum dan praktisi yang ingin mengasah keterampilan beracara dalam perkara perdata maupun pidana.
Tim pengembang merupakan dosen-dosen dari Fakultas Hukum dan Fakultas Teknik UMM. Mereka adalah Nur Putri Hidayah, A.Md., S.H., M.H dan Ir. Galih Wasis Wicaksono, S.Kom., M.Cs., serta didukung oleh tim teknis Ahmad Faiz, S.Kom.
Putri menjelaskan, keterbatasan ruang sidang semu di program studi hukum di Indonesia sering menjadi kendala bagi mahasiswa dalam memperoleh pengalaman praktik yang memadai.
Rata-rata, setiap fakultas hukum hanya memiliki satu ruang sidang semu, sehingga kesempatan mahasiswa untuk berlatih beracara menjadi sangat terbatas.
“Metaverse Moot Court Pengadilan Negeri hadir sebagai solusi untuk mengatasi keterbatasan ini dengan menyediakan ruang sidang digital yang dapat diakses dari mana saja dan kapan saja,” tegasnya.

Sebelumnya, tim ini telah sukses mengembangkan Metaverse Moot Court Mahkamah Konstitusi yang hadir sebagai solusi atas keterbatasan ruang sidang semu Mahkamah Konstitusi di sebagian besar program studi hukum di Indonesia.
Keberhasilan produk tersebut menjadi landasan utama dalam mengembangkan Metaverse Moot Court Pengadilan Negeri, yang kini memberikan pengalaman persidangan yang lebih luas mencakup perkara perdata dan pidana.
Ada sederet keunggulan Metaverse Moot Court Pengadilan Negeri yang mereka buat. Di antaranya, pengalaman Imersif karena dengan teknologi virtual reality, peserta dapat merasakan atmosfer ruang sidang sesungguhnya, lengkap dengan simulasi interaktif yang mendukung praktik persidangan yang realistis.
Kedua, fleksibilitas dan aksesibilitas yang mana membuat mahasiswa dan praktisi dapat mengakses platform ini tanpa batasan fisik, memungkinkan lebih banyak individu untuk berlatih tanpa harus bergantung pada ruang sidang semu konvensional.
Selain itu juga meningkatkan keterampilan beracara karena platform ini dirancang agar pengguna dapat berlatih berbagai tahapan persidangan, mulai dari pembacaan gugatan, pemeriksaan saksi, hingga pembacaan putusan.
“Inovasi ini juga menjadi yang pertama di Asia Tenggara dalam bidang pendidikan hukum. Produk ini memberikan pengalaman unik yang belum pernah ada sebelumnya,” tambah Putri.
Adapun Metaverse Moot Court Pengadilan Negeri tidak hanya ditujukan untuk mahasiswa hukum, tetapi juga dapat dimanfaatkan oleh para advokat pemula, hakim, jaksa, dan praktisi hukum lainnya yang ingin meningkatkan keterampilan beracara mereka.
“Kami percaya bahwa pendidikan hukum harus berkembang seiring kemajuan teknologi. Dengan hadirnya Metaverse Moot Court Pengadilan Negeri.”
“Kami berharap dapat memberikan solusi inovatif bagi mahasiswa hukum di Indonesia yang selama ini terbatas dalam kesempatan berlatih di ruang sidang konvensional,” ujarnya menjelaskan.
Peluncuran ini menandai langkah besar dalam digitalisasi pendidikan hukum, memungkinkan lebih banyak individu untuk memperoleh pengalaman praktik beracara yang lebih baik.
Dengan teknologi ini, harapannya kualitas lulusan hukum di Indonesia dapat semakin meningkat, sejalan dengan kebutuhan industri hukum modern. (*/M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)