
MALANG POST – Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Brawijaya (UB) menerima kunjungan Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc., dalam rangka Sarasehan Kebudayaan dan Diskusi Rumah Budaya Indonesia (RBI) UB di Tiongkok.
Acara yang berlangsung pada Senin (17/2/2025) di Aula Lt. 2 Gedung FIB-A UB ini bertujuan untuk memperkuat diplomasi budaya melalui RBI serta mendiskusikan strategi penguatan peran UB dalam pengembangan kebudayaan Indonesia di tingkat global.
Dekan FIB UB, Hamamah, Ph.D., menjelaskan bahwa visi dari program RBI UB di Tiongkok adalah untuk menjadi pusat diplomasi budaya dan bahasa Indonesia di luar negeri. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kerja sama antara Indonesia dan Tiongkok melalui promosi budaya dan edukasi bahasa.
“RBI ini adalah inisiasi untuk diplomasi budaya dan bahasa. Dengan meningkatnya hubungan bilateral Indonesia-Tiongkok, kita perlu masuk dengan diplomasi budaya mengingat bahwa kedua negara memiliki sejarah yang kompleks. RBI hadir sebagai langkah resiprokal terhadap Confucius Institute yang telah lama berjalan di Indonesia,” jelasnya
Hamamah juga menyebut bahwa RBI yang dikelola oleh FIB UB berbeda dari model RBI lainnya yang biasanya berada dibawah pengelolaan KBRI. Ini adalah inisiasi RBI berbasis U to U.
Oleh karena itu, RBI ini berada di perguruan tinggi di Tiongkok yang fungsinya juga menunjang pembelajaran BIPA.
“Kami ingin RBI menjadi pusat kegiatan aktif yang menghubungkan pemerintah kota di Indonesia dengan kota-kota di Tiongkok, menciptakan sister city, serta memperkenalkan warisan budaya Indonesia secara lebih dinamis,” tambahnya.

SEJARAH: Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, ketika berkunjung ke Museum Musik Indonesia, yang berada di Gedung Cendrawasih di Kota Malang. (Foto: Istimewa)
Menteri Kebudayaan RI, Dr. H. Fadli Zon, S.S., M.Sc., menyampaikan apresiasinya terhadap inisiatif UB dalam mengembangkan RBI sebagai pusat diplomasi budaya. Ia menegaskan bahwa Kementerian Kebudayaan siap mendukung pengembangan RBI UB, termasuk menjalin komunikasi dengan KBRI Beijing untuk memperluas dampaknya.
“Kami melihat upaya diplomasi budaya ini sebagai langkah yang sangat strategis. Perguruan tinggi memiliki fleksibilitas dalam mempromosikan budaya kita di luar negeri. Kami akan berdiskusi lebih lanjut dengan KBRI Beijing untuk menjadikan RBI lebih besar dan sistematis,” ungkapnya.
Menteri Kebudayaan juga menyoroti pentingnya adaptasi budaya digital dalam mendukung diplomasi budaya di era modern. Menurutnya, digitalisasi budaya, animasi, dan video game bisa menjadi bagian dari strategi untuk memperkenalkan Indonesia kepada dunia.
“Kita harus beradaptasi dengan teknologi informasi dan komunikasi. Digitalisasi budaya adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari. Koleksi warisan budaya juga harus tersedia dalam format digital agar bisa diakses kapan saja oleh masyarakat global,”
Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerja Sama, dan Internasionalisasi UB, Prof. Andi Kurniawan, S.Pi., M.Eng., D.Sc., menegaskan bahwa RBI UB merupakan bagian dari program unggulan untuk menjadikan UB sebagai World-Class University. Ia menjelaskan bahwa program ini selaras dengan strategi internasionalisasi UB yang mengedepankan soft diplomacy.
“RBI adalah ikon internasionalisasi UB. Kami ingin membawa UB lebih dikenal di dunia melalui program ini. Selain itu, UB juga akan bekerja sama dengan 25 universitas di Tiongkok yang memiliki program studi Bahasa Indonesia dan mendukung uji kompetensi BIPA sebagai bagian dari strategi penguatan diplomasi budaya,”
Prof. Andi juga menambahkan bahwa kerja sama dengan Tianjin Foreign Studies University dan Peking University telah membuka peluang besar bagi UB untuk berkolaborasi dalam penelitian dan program akademik lainnya dalam bidang Bahasa dan budaya.
“UB sudah memiliki kerja sama strategis dengan beberapa universitas di Tiongkok, termasuk Peking University. Selain akademik, kami juga ingin mengembangkan kolaborasi yang melibatkan mitra-mitra strategis UB,” jelasnya.
Dengan dukungan Kementerian Kebudayaan dan berbagai pemangku kepentingan, UB optimis bahwa Rumah Budaya Indonesia di Tiongkok dapat menjadi model diplomasi budaya yang sukses serta memperkuat peran Indonesia dalam kancah internasional.
“Kami berharap inisiatif ini dapat memperluas jaringan kerja sama budaya Indonesia dengan negara lain, serta mendorong pemahaman budaya yang lebih mendalam antara Indonesia dan dunia,” (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)