
OPTIMIS: Eva Marliyanti, Presiden Direktur KAN Jabung Syariah Jawa Timur. (Foto: Ra Indrata/Malang Post)
MALANG POST – Koperasi Agro Niaga (KAN) Jabung, sebuah koperasi yang mengusung konsep bisnis inklusif dalam menjalankan bisnisnya, tidak main-main dalam mematok omzet gurita bisnisnya.
Pada 2028 mendatang, KAN Jabung Syariah Jawa Timur, yang memiliki 2.359 anggota, mematok omzet hingga Rp2 triliun. Sedangkan saat ini, omzet koperasi yang dulu dikenal sebagai KUD Jabung ini, baru berada di angka Rp400 miliar.
Optimisme untuk bisa meraih omzet triliunan rupiah tersebut, disampaikan Eva Marliyanti, Presiden Direktur KAN Jabung. Ketika menggelar Gathering Media 2025, Selasa (18/2/2025).
“Kami memang harus tumbuh. Karena tidak ada pilihan lain. Ada ribuan peternak yang menggantungkan hidupnya dari KAN Jabung. Selain tentunya sudah ada program-program untuk mencapai target tersebut,” kata Eva, yang ketika momen tersebut, juga didampingi Ketua I KAN Jabung, Harianto.
KUD Jabung yang berdiri pada 27 Mei 1979, kemudian pada 2019 berubah menjadi KAN Jabung Syariah Jawa Timur itu sendiri, memiliki banyak brand. Seperti JAB Feed, KAN TRANS, JAB Milk, JAB Yogurt, J Clothes, HOMMART, JAB Mart, PENA Pro dan Bank Syariah Al Hijrah.
Karenanya, dari total Rp2 triliun yang ditargetkan tersebut, Eva mengaku Rp1 triliun bisa didapatkan dari bisnis retail. Salah satunya dengan memperbanyak outlet bisnis retail. Dari yang saat ini memiliki 32 JAB Mart, bakal ditingkatkan hingga 350 JAB Mart, melalui PT Jaring Abadi Retailindo.
“Upaya lainnya, investasi untuk susu olahan, saat ini masih 20 persen. Itu bisa ditingkatkan hingga empat kali lipatnya lagi. Kemudian untuk pakan ternak, juga masih bisa ditingkatkan kapasitasnya,” tandas wanita berhijab ini.
Melalui JAB Farm, jelasnya lagi, KAN Jabung juga terus meluncurkan program kemitraan sapi perah. Sebagai sebuah peternakan modern dengan skala medium. Dengan dukungan sekitar 400 ekor sapi perah.
Setelah sempat terpuruk pada 2022 lalu, dengan mewabahnya penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang sapi, Eva saat ini semakin optimis bisnis sapi perah, bakal kembali bangkit. Apalagi dengan adanya program nasional, Makan Bergizi Gratis (MBG). Yang salah satu menunya adalah minuman susu.
“Ruang untuk itu masih terbuka lebar. Kami tinggal menunggu turunnya kebijakan wajib serap dari pemerintah. Karena meski tanpa MBG, produksi susu di Indonesia, hanya bisa memenuhi 18 persen kebutuhan susu secara nasional. Sisanya harus import,” ujar perempuan yang menerima penghargaan Inspiring Women Award 2024 ini.
“Kami sendiri sudah punya target untuk mempunyai lima farm dalam waktu lima tahun ke depan. Selain tentunya secara kebijaksanaan, kami juga berharap agar tata niaga susu, harus benar-benar diperhatikan. Karena kita sangat banyak mengimport susu,” tandas Eva.
Sementara itu dalam Gathering Media 2025 tersebut, Eva juga sempat berbagi wawasan, mengenai peran penting KAN Jabung, dalam mendorong peningkatan skala usaha anggota dan masyarakat yang tertuang pada program comdev.
Sekaligus untuk menyampaikan visi dan strategi koperasi, dalam menghadapi tantangan industri. Serta mengeksplorasi potensi kolaborasi untuk menyampaikan informasi yang lebih luas kepada masyarakat.
Bagi Eva, kolaborasi dengan media adalah salah satu elemen kunci untuk menyebarluaskan informasi berkualitas dan membangun kesadaran publik.
“Kami berharap gathering ini menjadi titik awal sinergi yang lebih erat dan berdampak besar.”
“Kami sangat menghargai peran media, dalam membangun kesadaran masyarakat dan menginspirasi perubahan,” tambah Harianto, Ketua I KAN Jabung.
Itulah sebabnya, sebutnya lagi, lewat gathering ini, KAN Jabung ingin membangun kerja sama yang lebih erat. Agar pesan-pesan positif mengenai akreditasi dan pengembangan sektor agribisnis, dapat tersampaikan secara luas dan tepat sasaran. (Ra Indrata)