![](https://malang-post.com/wp-content/uploads/2025/02/WhatsApp-Image-2025-02-12-at-17.58.48_9e4e9ad3-1024x720.jpg)
MALANG POST – Satreskrim Polres Batu melalui unit PPA bersama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar melakukan trauma healing, kepada korban bullying yang terjadi di Bendungan Selorejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Rabu (12/2/2025).
Trauma healing ini dilakukan di rumah korban Erma (19) di Dusun Barurejo, RT 02 RW 02, Desa Gandusari, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar.
Kasat Reskrim Polres Batu, AKP Rudi Kuswoyo menyatakan, maksud dan tujuan dilaksanakannya trauma healing itu guna melakukan proses pemulihan dari trauma psikologis atau emosional. Dengan tujuan utama membantu korban mengatasi dan menyembuhkan luka batin, yang disebabkan oleh pengalaman traumatis.
“Trauma healing ini sangat perlu dilakukan. Guna membantu korban mengatasi permasalahan negatif. Diantaranya seperti kecemasan, depresi, rasa bersalah dan ketakutan yang muncul akibat trauma,” papar AKP Rudi.
Dengan dilakukannya trauma healing, diharapkan dapat mengurangi gejala gangguan stres pasca trauma (PSTD) seperti flashback, mimpi buruk dan hiperwaspada. Kemudian juga bertujuan untuk membangun kembali rasa percaya diri.
![](https://malang-post.com/wp-content/uploads/2025/02/WhatsApp-Image-2025-02-12-at-17.58.48_48784a15-1024x768.jpg)
TRAUMA HEALING: PPA Polres Batu bersama Dinas Kesehatan saat melakukan trauma healing untuk korban bullying di Bendungan Selorejo, Kabupaten Malang. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
“Melalui trauma healing ini, kami ingin membantu korban membangun kembali rasa percaya pada diri sendiri, orang lain dan dunia sekitar mereka,” imbuhnya.
Lebih lanjut, berdasarkan hasil dari pelaksanaan trauma healing tersebut, diketahui korban masih malu akibat kejadian tersebut. Mengingat bahwa kejadian tersebut viral di media sosial.
“Korban masih malu untuk keluar rumah dan berkumpul dengan tetangga, karena banyak tetangga yang menanyakan kejadian tersebut,” ujarnya.
Dengan adanya hal tersebut, Dinas Kesehatan akan terus melakukan pendampingan kepada korban, dengan melakukan kunjungan secara berkala kepada korban, guna memulihkan kondisi kesehatan psikologi korban.
“Dinas Kesehatan juga akan berkoordinasi dengan medis terkait, baik psikiater maupun lainnya. Sehingga kondisi mental korban segera membaik dan dapat berinteraksi kembali dengan masyarakat secara normal,” tutupnya.
Seperti diketahui, peristiwa pengeroyokan tersebut terjadi pada Minggu 9 Februari 2025 sekira pukul 15.30 WIB. Total ada empat anak berhadapan dengan hukum yang diamankan, diantaranya adalah RAP (16) asal Kecamatan Ngantang, NAP (17), PRW (16) dan KR (14) yang merupakan warga Kecamatan Gandusari. (Ananto Wibowo)