![](https://malang-post.com/wp-content/uploads/2025/02/WhatsApp-Image-2025-02-10-at-15.35.00_6b595af5.jpg)
Wartawan Malang Post, Ozzi, bersama beberapa pendaki saat berada di Tanjakan Asu Alas Lali Jiwo menuju puncak Gunung Arjuno. (Foto: Istimewa)
MALANG POST – Belakangan ini banyak situs sejarah nenek moyang yang diubah sekelompok orang demi kepentingan mereka sendiri. Banyak makam palsu bermunculan padahal tak ada bukti arkeologinya.
Sudah saatnya pemerintah RI lebih peduli terhadap situs atau makam tokoh-tokoh Nusantara. Harus dijaga dengan surat keputusan resmi dari dinas terkait cagar budaya.
Harus dicatat, diarsipkan dan didokumentasikan situs-situs nenek moyang kita. Harus tercatat jelas bentuk, jumlah situsnya. Agar tidak ada oknum masyarakat yang mencuri atau menambahi situs dengan makam palsu.
Salah satunya adalah situs-situs yang berada di areal Gunung Arjuno. Kawasan ini bahkan terdapat gunung api aktif, yaitu gunung Welirang. Posisinya berada di perbatasan Kota Batu, Kabupaten Malang dan Kabupaten Pasuruan.
Gunung yang terletak di empat wilayah yakni Kabupaten Malang, kota Batu, kabupaten Mojokerto, dan kabupaten Pasuruan tersebut dikenal tidak hanya memiliki panorama yang indah.
![](https://malang-post.com/wp-content/uploads/2025/02/WhatsApp-Image-2025-02-10-at-15.37.09_e2c14a10.jpg)
Ternyata Gunung Arjuno menyimpan peninggalan kerajaan kuno yang sangat unik.
Di gunung api purba ini, tak hanya satu atau dua situs. Namun, banyak terdapat situs peninggalan kerajaan tua yang sangat penting.
Salah satunya adalah Situs Gentong Growah dengan bangunan tangganya yang sangat lebar.
Situs ini berbentuk kompleks yang menyerupai istana dengan tangga-tangga luas yang mengarah ke sebuah area yang diduga sebagai singgasana.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa situs ini dulunya merupakan tempat pertapaan bagi para bangsawan. Lantaran itu, memiliki struktur tangga yang luas.
Untuk mencapai Situs Gentong Growah, pendaki biasanya melalui jalur pendakian Sumbergondo Kota Batu.
Namun, hingga saat ini, jalur tersebut belum diresmikan oleh pemerintah. Sehingga disarankan untuk menggunakan jasa pemandu lokal yang memahami medan.
![](https://malang-post.com/wp-content/uploads/2025/02/WhatsApp-Image-2025-02-10-at-15.37.09_60b9f738.jpg)
Situs Gentong Growah di kawasan Gunung Arjuno harus dijaga agar tidak bermunculan makam palsu. (Foto: Istimewa)
Pasalnya, perjalanan menuju situs ini memakan waktu sekitar 13 jam pendakian. Melalui jalur yang masih liar. Sehingga harus dipandu warga lokal yang sudah kenal dan bersahabat dengan alam.
Situs ini pertama kali diekskavasi pada 23 Agustus 2018, dengan pemolesan tangga menuju area singgasana selesai pada 10 Oktober 2018.
Karena penemuannya yang relatif baru, banyak pendaki yang belum mengetahui keberadaan situs ini. Selain nilai sejarahnya, Situs Gentong Growah juga dikaitkan dengan cerita mistis.
Beberapa orang percaya bahwa situs ini merupakan istana “tak kasat mata” yang masih eksis di dimensi lain.
Meski demikian, keindahan arsitektur dan pemandangan di sekitar situs ini menjadikannya destinasi menarik bagi para pendaki, pecinta sejarah dan alam.
Menurut hasil analisis arkeologi yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia tahun 1991 melalui hasil sidang data penelitian dan ilmiah di Triwulan 8-11 November 1988, situs Gentong Growah ini dibangun saat akhir atau sesaat setelah Majapahit runtuh akibat serangan dari Demak. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)