![](https://malang-post.com/wp-content/uploads/2025/02/WhatsApp-Image-2025-02-06-at-15.57.29_8777b6ba.jpg)
MALANG POST – Awan mendung menggelayut di langit pelaku industri perhotelan, setelah pemerintah memutuskan efisiensi belanja kementerian dan lembaga Tahun 2025. Kebijakan yang bertujuan menghemat anggaran itu bakal memukul industri jasa, seperti perhotelan, pertemuan, konvensi, serta transportasi.
Sektor perhotelan yang sempat terpuruk akibat pandemi Covid-19 baru mulai pulih tahun 2024. Sejumlah acara konvensi, kegiatan dan promosi kerap mengisi hotel. Sebagian besar keterisian hotel dan penyelenggaraan pameran bersumber dari kegiatan pemerintah.
Langkah pemerintah memangkas belanja operasional dan non-operasional, termasuk perjalanan dinas, rapat, seminar dan sejenisnya, memicu kekhawatiran sektor perhotelan akan kembali lesu.
Efisiensi anggaran belanja dituangkan dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD Tahun Anggaran 2025.
Target efisiensi anggaran tersebut mencapai Rp306,69 triliun dari anggaran belanja kementerian/lembaga sebesar Rp256,1 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp50,59 triliun. Hasil penghematan ini kelak digunakan untuk membiayai program-program prioritas pemerintah, seperti Makan Bergizi Gratis.
“Kebijakan ini mengingatkan kami pada masa Pandemi Covid-19. Dimana pemerintah melarang kegiatan-kegiatan tersebut di hotel, akhirnya berdampak besar pada industri perhotelan dan restoran,” tutur Ketua PHRI Kota Batu, Sujud Hariadi yang baru saja terpilih kembali memimpin PHRI Kota Batu periode 2025-2030, Kamis (6/2/2025).
Sebagai upaya untuk menekan dampak dari kebijakan itu, PHRI berencana menggandeng pihak swasta dan korporasi, dalam penyelenggaraan berbagai acara guna menstabilkan okupansi hotel dan restoran di Kota Batu.
“Kami akan bekerjasama dengan pihak swasta, untuk mengadakan acara-acara reguler yang dapat mendukung sektor perhotelan dan restoran,” jelasnya.
![](https://malang-post.com/wp-content/uploads/2025/02/WhatsApp-Image-2025-02-06-at-15.57.30_5336dda9.jpg)
BUKA MUSCAB PHRI: Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai saat membuka Muscab BPC PHRI Kota Batu periode 2025-2030. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Sebagai langkah strategis, PHRI Kota Batu juga akan memperluas jaringan promosi hingga ke luar kota, bahkan ke luar Provinsi Jawa Timur untuk menjawab tantangan ekonomi di Tahun 2025.
“Kami akan gencarkan promosi berjaringan agar sektor perhotelan dan restoran di Kota Batu tetap kompetitif dan berkembang,” imbuhnya.
Lebih lanjut, usai terpilih kembali memimpin PHRI Kota Batu lima tahun ke depan. Sujud punya visi untuk memperkuat sinergi dengan Pemkot Batu, utamanya dalam pengembangan sektor pariwisata.
Menurutnya, kerjasama dengan Pemkot Batu melalui dinas terkait serta Badan Pengurus Daerah (BPD) PHRI guna memajukan industri perhotelan, restoran dan pendidikan kepariwisataan sangatlah penting.
“Kami akan berjalan beriringan untuk bersama-sama mengembangkan pariwisata, terutama di bidang perhotelan, restoran dan pendidikan kepariwisataan di Kota Batu,” tutur Sujud.
Sementara itu, Sujud juga punya visi untuk lima tahun ke depan, yakni peningkatan kualitas layanan hotel, restoran, serta institusi pendidikan kepariwisataan dengan semangat kebersamaan.
“Tidak ada yang di depan atau di belakang, kita bekerja bersama-sama dengan seluruh anggota untuk meningkatkan kualitas, baik hotel, restoran, maupun sektor oleh-oleh,” tuturnya.
Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai menambahkan, di kepemimpinan ini PHRI Kota Batu diharapkan bisa semakin solid dan terus meningkat kolaborasi dengan pemerintah daerah.
“Di periode kepemimpinan ini, kami berharap industri perhotelan dan restoran di Kota Batu semakin maju” ujarnya.
Pj Aries melihat, kolaborasi yang baik antara PHRI dan pemerintah sangatlah penting, guna pengembangan sektor pariwisata ke depan. Sebab sebagai destinasi wisata unggulan, Kota Batu harus terus berbenah untuk meningkatkan daya tariknya bagi wisatawan domestik maupun mancanegara.
“Peran PHRI sangat penting dalam menciptakan ekosistem pariwisata yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi. Dengan komitmen kepengurusan yang baru, dunia perhotelan dan restoran di Kota Batu diharapkan semakin berkembang dan memberikan kontribusi positif bagi perekonomian daerah,” tutupnya. (Ananto Wibowo)