MALANG POST – Kapolres Batu, AKBP Andi Yudha Pranatha, ketika menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk menyebut, dalam beberapa tahun belakang ini, kecelakaan yang terjadi di wilayah Kota Batu, didominasi karena faktor manusia sendiri.
“Seperti hilangnya kesadaran saat berkendara, sampai kurangnya keterampilan dalam berkendara,” kata AKBP Andi, dalam acara yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Senin (20/1/2025).
Kapolres Andi juga menjelaskan, tidak hanya faktor manusia, tapi faktor kendaraan juga turut menyumbang.
Perawatan berkala yang tidak dilakukan, tambahnya, secara rutin masih dijumpai. Salah satunya dari kecelakaan bus, yang sampai menewaskan beberapa orang akibat rem blong.
“Selain itu kecelakaan di Kota Batu diakibatkan kontur jalan yang naik turun dan berbelok,” kata Kapolres.
Sedang Pakar Transportasi Universitas Widyagama Malang, Prof Aji Suraji menyampaikan, sistem manajemen keselamatan dari perusahaan armada kendaraan itu sangat penting. Mengingat kejadian kecelakaan yang terjadi terakhir melibatkan bus di Kota Batu, sehingga menewaskan banyak orang, akibat kondisi rem blong. Ini menandakan manajemen keselamatan yang buruk.
Prof Aji juga menyampaikan, kecelakaan maut yang terjadi di Kota Batu itu juga menunjukkan, faktor manusia itu efek sekunder. Yang paling penting, harusnya perusahaan armada itu bisa kontrol untuk kualitasnya.
“Saat ini dari Dishub Provinsi dan Kabupaten atau Kota harus bisa lebih diperketat lagi pengawasannya,” jelasnya.
Selain itu, Prof Aji juga melihat, kontur jalan yang memang sangat rawan, juga menjadi tantangan tersendiri di Kota Batu. Seperti jalan yang berkelok-kelok dan naik turun. Belum lagi luasan yang terbatas.
“Padahal ketika masuk weekend, lalu lintas di Kota Batu selalu terjadi over capacity kendaraan,” sebutnya.
Prof Aji menyampaikan, untuk saat ini ada beberapa opsi yang bisa dilakukan. Seperti dengan melakukan pelebaran di beberapa titik tertentu, seperti tikungan tajam dan tanjakan.
“Opsi lainnya, barangkali di Kota Batu bisa disediakan shuttle untuk mengantarkan wisatawan, yang menghubungkan dari suatu titik ke titik destinasi wisata. Dengan begitu, bisa memberikan batasan kendaraan,” tegas Prof Aji.
Sementara itu, Kabid Lalin Dishub Kota Batu, Muchammad Noor menambahkan, pihaknya sudah melakukan koordinasi bersama Dishub provinsi, soal rencana ke depan Kota Batu butuh paling tidak dua rest area, untuk berhentinya bus bus pariwisata.
“Nantinya untuk menuju ke lokasi destinasi, para penumpang dialihkan ke shuttle maupun mikrolet.”
“Saat ini satu titik yang sudah mulai disiapkan untuk rest area itu di Stadion Brantas. Agar kami juga bisa melakukan ramp check untuk memperketat pengawasan kelayakan bus,” tegasnya.
Mamad menambahkan, harapannya ke depan khususnya untuk bus bus dari luar Kota Batu, ketika masuk destinasi wisata, diwajibkan menunjukkan surat layak jalan. (Wulan Indriani/Ra Indrata)