
MALANG POST – Setelah menetapkan sopir bus pariwisata Sakhindra Trans bernopol DK 7942 GB berinisial MAS (30) sebagai tersangka, dalam laka maut yang merenggut empat korban jiwa dan 10 orang luka-luka di Kota Batu beberapa waktu lalu.
Pihak Kepolisian kembali menetapkan seorang tersangka baru, yang harus bertanggung jawab dalam peristiwa tersebut. Tersangka baru itu adalah RW (33), dia merupakan pemilik PT Sakhindra Cemerlang Wisata dan pemilik langsung bus wisata tersebut.
Penetapan tersangka baru itu berdasarkan proses penyidikan yang telah dilakukan penyidik Satlantas Polres Batu, berkolaborasi dengan KNKT, Dishub dan dipandu oleh Ditlantas Polda Jatim.
Kapolres Batu, AKBP Andi Yudha Pranata menyatakan, penetapan tersangka dilakukan berdasarkan pengembangan, juga berdasarkan alat bukti yang didapat serta berdasarkan keterangan saksi dan ahli. Lalu didapati ada korelasi yang kuat antara driver dan pemilik bus.
“Tadi malam, (Kamis 17/1/2025) kami tetapkan RW seorang laki-laki kelahiran Denpasar dan tinggal di Kota Denpasar, Provinsi Bali, selaku pemilik kendaraan bus Hino bernopol DK 7943 GB sebagai tersangka,” tutur Kapolres Andi, Jumat (17/1/2025).
Ditetapkan sebagai tersangka karena diduga adanya unsur kesengajaan, dalam hal pengoprasionalan kendaraan bus, yang tidak dilakukan perawatan dengan baik, serta tidak dilakukan pengujian KIR berkala oleh pemilik.
“Dari hasil gelar perkara, diketahui bus Sakhindra Trans mempunyai akta pendirian perseroan terbatas dengan PT Sakhindra Cemerlang Wisata dengan nomor: 154 tanggal 25 Oktober 2024. Berkedudukan di Kota Denpasar bergerak dalam bidang angkutan wisata. Namun berdasarkan Per Menhub Nomor 19 Tahun 2021 PT Sakhindra Cemerlang Wisata belum memiliki ijin trayek,” paparnya.

TERSANGKA BARU: Polres Batu, menetapkan pemilik Bus Pariwisata Sakhindra Trans bernopol DK 7943 GB berinisial RW sebagai tersangka baru dalam peristiwa laka maut di Kota Batu beberapa waktu lalu.(Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Kapolres menambahkan, hubungan antara MAS dengan RW diduga kuat sebagai karyawan atau pegawai atau driver. Dia juga mengungkapkan, sejumlah faktor penyebab laka lantas tersebut. Dimana dalam peristiwa tersebut, tidak hanya faktor manusia yang jadi penyebab, namun ada faktor kendaraan yang fungsi pengeremannya tidak melaksanakan tata kelola dengan baik.
“Berdasarkan pemeriksaan Dishub juga diperoleh sejumlah temuan. Diantaranya, kampas rem depan sebelah kanan dan kiri mengalami aus dan tipis. Begitu juga kampas rem belakang sebelah kiri mengalami keausan dan tipis,” bebernya.
Selain itu, kondisi tromol depan bagian kanan dan kiri bergelombang tidak rata, kondisi tromol belakang sebelah kiri bergelombang dan tidak rata serta kondisi indikator tekanan rem angin untuk kerja sistem rem angin, sisa 0 kg/cm2 dari 8-9 kg/cm2.
Karena itu, kinerjanya tidak baik dan tidak ada sisa angin, ini diketahui saat dilakukan dengan pemeriksaan penekanan pedal rem. Dengan adanya hal tersebut, pihak Kepolisian menyimpulkan pemilik kendaraan kurang memperhatikan perawatan kendaraan secara berkala.
Dengan adanya hal tersebut, terduga tersangka MAS, dijerat menggunakan Pasal 311 ayat (2), (3), (4), (5) UU Nomor 22 Tahun 2009. Sedangkan RW disangkakan melanggar Pasal 311 ayat (2), (3), (4), (5) UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang LLAJ, Jo Pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP dan atau 359 atau 360 KUHP.
“Pelaku dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 12 tahun dan denda paling banyak Rp24 juta,” tegasnya.
Selain menetapkan terduga tersangka tersebut, pihak Kepolisian juga mengamankan sejumlah barang bukti. Diantaranya satu unit kendaraan bus Hino, enam kendaraan roda empat, enam kendaraan roda dua, satu unit HP, surat pengecekan kendaraan bus Hino dari Dishub, akte pendirian PT Sakhindra Trans Cemerlang Wisata dan surat-surat kendaraan lain.
Disisi lain, Kapolres Andi juga menghimbau kepada seluruh masyarakat Indonesia, utamanya mereka yang memiliki usaha angkutan. Mereka harus bertanggung jawab kepada setiap kendaraannya, terutama kendaraan yang digunakan untuk berwisata.
“Sebagai Kota Wisata, Kota Batu banyak dikunjungi wisatawan, terutama kalangan anak muda yang tengah melakukan wisata edukasi. Karena itu, pemilik kendaraan wisata harus mampi menggaransi jaminan keselamatan bagi para penumpangnya,” tutup Kapolres.(Ananto Wibowo)