MALANG POST – Penanganan wabah penyakit mulut dan kuku di Jawa Timur terus di seriusi. Ini dilakukan guna mencegah penyebaran wabah tersebut semakin meluas. Upaya ini diwujudkan dengan digencarkannya vaksinasi, pemberian vitamin untuk ternak dan desinfeksi kandang.
Pada Sabtu, (11/1/2025) Pj Gubernur Jatim, Adhy Karyono meninjau langsung proses vaksinasi hewan ternak sapi, di kandang komunal milik Kop Sae Pujon, Kabupaten Malang. Di lokasi tersebut, total ada sekitar 203 sapi perah.
“Kami terus melakukan antisipasi merebaknya kembali wabah PMK. Kami mulai dengan menerapkan kebijakan untuk memperketat lalu lintas perdagangan sapi dan ternak lainnya,” tutur Pj Gubernur Adhy.
Untuk langkah antisipasi berikutnya, dia meminta kepada koperasi dan perusahaan-perusahaan besar untuk bisa mandiri, dalam penanganan PMK. Salah satu koperasi yang bisa di contoh ada Kop Sae Pujon.
“Mereka tidak lagi menunggu instruksi kami untuk melakukan sebuah pencegahan. Namun mereka langsung melakukan vaksin, pemberian vitamin dan kalau ada yang sakit langsung diobati,” katanya.
Sementara untuk penanganan wabah PMK bagi ternak-ternak milik pribadi, Pemprov Jatim telah menyiapkan sejumlah langkah. Salah satunya adalah menyiapkan vaksin PMK.
“Vaksin akan kami tanggung. Kami sudah siap 25 ribu vaksin dan sudah berjalan. Jumlah tersebut kami tambah 325 ribu vaksin dari APBD. Selanjutnya kami juga mendapatkan bantuan vaksin dari Kementerian sebanyak 1,4 juta vaksin,” terangnya.
CEK VAKSINASI PMK: Pj Gubernur Jatim, Adhy Karyono bersama Wabup Malang, Didik Gatot Subroto saat melakukan pengecekan vaksinasi PMK.(Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Proses vaksinasi akan terus dimasifkan, seiring dengan terjadinya peningkatan PMK. Di Jawa Timur sendiri, kebutuhan vaksin untuk menanggulangi persebaran PMK sekitar 6-8 juta vaksin.
Berdasarkan data, mulai 1 Desember 2024 hingga 10 Januari 2025 jumlah hewan ternak yang terinfeksi PMK di Jawa Timur ada sebanyak 11.317 ekor. Dari jumlah tersebut, 70 persen dalam proses penyembuhan, 22 peran sudah kembali sehat dan sisanya ada yang mati serta ada juga yang dipotong.
“Prosentase persebaran PMK di Jatim sekitar 3 persen dari populasi. Ini masih bisa kami antisipasi,” katanya.
Dalam proses antisipasi tersebut, kebijakan penutupan sementara pasar hewan menjadi opsi terakhir. “Sebetulnya kami tidak sampai ke sana, karena kami mempertimbangkan ekonomi masyarakat dan sudah melakukan langkah-langkah pencegahan tersebut,” imbuhnya.
Meski begitu, di Jawa Timur, saat ini terdapat tiga kabupaten yang pasar hewannya ditutup sementara. Diantaranya adalah Kabupaten Tulungagung, Situbondo dan Ponorogo.
“Ini sedang kami kontrol terus, ketika sudah teratasi akan dibuka lagi. Upaya penanganan ini harus terus beriringan, dengan upaya kita mengatasi penyakit dan ekonomi terus bergeliat,” katanya.
Sementara itu, Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto menambahkan, untuk sapi perah di Kabupaten Malang seluruhnya aman dari paparan PMK. Problematika hanya terjadi di sapi-sapi potong.
“Untuk sapi-sapi potongan inilah yang sebenarnya harus mendapatkan pendampingan secara khusus,” tuturnya.
Didik mengungkapkan, hingga saat ini, di Kabupaten Malang ada sebanyak 616 ekor sapi yang terpapar. Dari jumlah tersebut, 60 persennya sudah sembuh.
“Kami dorong terus untuk proses penyembuhan. Beberapa hal sudah kami persiapkan untuk penanganan PMK. Nantinya akan ada anggaran BTT. Anggaran tersebut akan kami keluarkan ketika ada instruksi kedaruratan,” tutupnya. (Ananto Wibowo)