MALANG POST – Viral di media sosial, terkait keamanan di tempat wisata yang tercoreng, karena adanya aksi pencopetan di Kayutangan Heritage, menjadikan banyak pihak mulai berpikir soal keamanan dan kenyamanan di tempat wisata.
Apalagi sampai saat ini, pihak kepolisian masih belum bisa menangkap pelaku. Meski aksinya terekam kamera CCTV.
“Korban sudah melapor. Saat ini masih dalam tahap penyelidikan, dengan bukti rekaman CCTV sampai keterangan saksi yang ada di lokasi. Termasuk keterangan korban juga sudah didapatkan. Dalam waktu dekat, kasus ini akan masuk tahap pengungkapan,” kata Kapolsek Klojen, Kompol Syabain Rahmad, ketika menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk, Senin (16/12/2024).
Sedangkan saat Nataru mendatang, Kompol Syabain menyebut jika fokus pengamanan berupa Operasi Lilin 2024, yang dilakukan di beberapa spot wisata dan perbelanjaan saat Nataru.
“Akan ada pos-pos pengamanan seperti depan Gereja Katedral Ijen dan depan Gereja Kayutangan.
Sedangkan saat liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) mendatang, untuk wilayah Lowokwaru, Kompol Anton Widodo, Kapolsek Lowokwaru menyebut, jika di wilayahnya tidak ada tempat wisata. Yang ada justru 22 kampus dan biasanya ramai di spot kuliner.
“Untuk wilayah Lowokwaru ada di sekitar Soekarno Hatta, yang sering dikunjungi wisatawan. Nanti personel akan diprioritaskan pengamanan disana,” katanya.
Sejauh ini, tambahnya, sekitar Sudimoro belum ada yang melakukan pengajuan event ketika masuk Nataru. Tapi tetap pemantauan akan dilakukan juga, mengingat sekarang ini semakin banyak PKL yang berjualan dan arus lalu lintas juga terimbas.
Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kota Malang, berkolaborasi dengan organisasi perangkat daerah (OPD) lainnya, untuk memastikan wisatawan nyaman dan aman.
Kepala Disporapar Kota Malang, Baihaqi, ketika menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk menyebutkan, sejauh ini pihaknya terus melakukan koordinasi bersama dengan OPD terkait, sampai jajaran aparat keamanan. Untuk mewujudkan tempat wisata yang aman, nyaman dan menyenangkan.
Sejauh ini, pihaknya sudah sampaikan poin-poin yang ada dalam SE Menteri Pariwisata, untuk dijadikan pedoman para pelaku wisata. Khususnya yang dikelola swasta.
“Kami juga terus berkomunikasi dengan Pokdarwis dan Linmas setempat. Mengingat Kota Malang lebih banyak tempat wisatanya berupa kampung tematik,” katanya.
Sementara itu, dosen Sosiologi UMM, Muhammad Hidayat menjelaskan, Kota Malang saat ini memang semakin ramai pengunjungnya. Khususnya kawasan Kayutangan Heritage, yang saat ini jadi Spotlite.
“Ketika ada ruang ruang spotlite seperti ini, seharusnya mendapat perhatian penting. Karena akan banyak orang yang datang. Entah itu untuk berwisata, sampai adanya oknum yang memanfaatkan momen ramai ini untuk kejahatan,” katanya.
Hayat menambahkan, ketika suatu tempat jadi space of capital, biasanya orang abai dan tidak saling peduli satu sama lain. Maka peningkatan keamanan perlu dimasifkan. (Wulan Indriyani/Ra Indrata)