MALANG POST – Deteksi dini kanker leher rahim (serviks) dan kanker payudara dilakukan Pemkot Batu melalui Dinas Kesehatan (Dinkes). Total ada sekitar 234 orang perempuan Kota Batu yang mengikuti pemeriksaan tersebut.
Deteksi dini kanker serviks yang berlangsung di Puskesmas Beji itu dirasa penting. Sebab kanker serviks merupakan kanker terbanyak yang ditemukan oleh Yayasan Kanker Indonesia setelah kanker payudara.
Seperti diketahui, berdasarkan data Dinkes Kota Batu hingga bulan November kemarin, telah menerima laporan jumlah penderita kanker serviks di Kota Batu sebanyak 10 orang. Kemudian penderita kanker payudara sebanyak 59 orang.
Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit, dan Penanganan Bencana Dinkes Kota Batu, dr Susana Indahwati menyatakan, deteksi dini kanker serviks dan kanker payudara diikuti 234 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 194 orang dinyatakan layak mengikuti IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat) test.
“Dari 194 orang peserta yang mengikuti pemeriksaan tersebut, ada sebanyak 14 orang terdeteksi lesi pra-kanker serviks dan tiga orang terdeteksi suspect kanker serviks,” tutur dr Susan, Minggu (15/12/2024).
Dia menambahkan, untuk 14 orang yang terdeteksi lesi pra-kanker serviks, langsung dilakukan cryoterapy di tempat. Sedangkan untuk tiga orang suspect kanker serviks, langsung di rujuk ke dokter spesialis obstetri ginekologi.
DETEKSI DINI: Petugas medis Dinkes Kota Batu saat melakukan deteksi dini kanker serviks kepada masyarakat Kota Batu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Lebih lanjut, dari proses deteksi dini tersebut, juga ditemukan satu orang terdeteksi tumor serviks. Dimana dia juga langsung di rujuk ke dokter spesialis obstetri ginekologi.
“Sementara itu untuk tumor payudara, terdapat tiga orang terdeteksi. Mereka juga langsung dirujuk ke dokter spesialis bedah,” imbuhnya.
Tindakan cryoterapy yang dilakukan langsung kepada pasien terdeteksi lesi pra-kanker bertujuan untuk membekukan lesi pra-kanker, sehingga tidak berkembang menjadi sel kanker. Di Kota Batu, tindakan cryoterapy dapat dilakukan di Puskesmas Beji, Puskesmas Batu dan Puskesmas Sisir.
Sementara itu, dari sasaran sebanyak 234 orang dan hanya 194 orang yang layak mengikuti test, disebabkan karena sejumlah alasan. Diantaranya, peserta masuk hari pertama haid, ada keputihan, ada infeksi seksual dan ada yang dalam dua hari terakhir berhubungan seksual.
Deteksi dini itu terselenggara berkat kerjasama apik antara Dinkes Kota Batu, Dinkes Kota Malang, TP PKK Kota Batu dan Rotary Club. Dengan turut melibatkan RS dr. Etty Asharto untuk turut menyediakan vaksin HPV, bila masyarakat wanita usia produktif membutuhkan.
Sebagai tindak lanjut dari deteksi dini ini, kedepannya Dinkes Kota Batu akan rutin menggelar penyuluhan tentang kangker serviks dan kanker payudara. Lalu melakukan pelayanan IVA Test massal berkala di seluruh wilayah per kecamatan, bekerja sama dengan lintas sektor.
Kemudian, juga memperkuat kompetensi dokter dan bidan, memaksimalkan sumberdaya, sarana dan prasarana, serta meningkatkan keterlibatan lintas sektor dalam deteksi dini kanker leher rahim dan kanker payudara.
“Selain itu, kami juga akan melakukan advokasi penyediaan vaksin HPV untuk wanita usia produktif di RS. Bila memungkinkan, di masa mendatang tersedia vaksin HPV gratis utk wanita usia produktif di Kota Batu sebagai pencegahan primer kanker leher rahim,” tuturnya.
Selain itu, pihaknya juga akan memastikan pembiayaan tindakan cryoterapy masuk dalam biaya non kapitasi BPJS (klaim). “Kami juga akan mengusulkan Perda pembiayaan tindakan cryoterapy untuk pasien umum,” tutupnya. (Ananto Wibowo)