MALANG POST – Demi mewujudkan mimpi besar Unisma menjadi World Class University pada 2027 mendatang, Rektor Universitas Islam Malang (Unisma) Prof. Drs. H. Junaidi, M.Pd., Ph.D terus bergerak meraih pundi-pundi prestasi yang dijanjikan pada para pendahulunya.
Kali ini, Unisma berhasil menjejakkan namanya di QS World University Rankings (WUR) Asia 2025.
Akhir tahun 2024 ini, Unisma telah menancapkan diri di peringkat ke-153 untuk kategori perguruan tinggi (PT) di kawasan Asia Tenggara. Sementara di tingkat Asia, Kampus Selawat ini berada di kelompok 851-900.
Sepanjang sejarah, ini adalah capaian yang sangat luar biasa. Satu pijakan yang telah ditancapkan dalam langkah Unisma menjadi The World University yang diproyeksikan selama beberapa tahun ke depan, jelas Rektor Unisma Prof. Junaidi, M. Pd., Ph.D, Rabu (11/12/2024).
Memang proporsi terbesar terkait reputasi akademik, yaitu menduduki persentase penilaian sampai 30 persen. Untuk reputasi akademik ini lembaga survei menilainya dari kemampuan perguruan tinggi lain atas keunggulan sebuah perguruan tinggi.
Untuk itu diperlukan pemahaman kampus lain untuk mengenal dan tahu keunggulan dari Unisma, salah satu caranya dengan kunjungan dan menjalin kerjasama dengan kampus-kampus unggulan di berbagai negara.
“Kepopuleran Unisma bukan hanya karena kunjungan. Tapi dari produktivitas dosen dalam menerbitkan karya di jurnal ilmiah internasional bereputasi. Baik di index oleh scopus atau yang lain itu mencapai 20 persen,” ujar Prof Jun.
Di satu sisi untuk menggenjotnya, Prof. Jun mengatakan Unisma telah menerbitkan kebijakan terkait kewajiban dosen dalam membuat publikasi karya ilmiah atau terlibat dalam sharing publikasi karya di forum publikasi internasional bereputasi.
”Jadi kita bikin kewajiban minimal 1 dosen bikin 1 karya ilmiah yang dipublikasi di jurnal-jurnal bereputasi, setiap tahunnya. Untuk rektor dan jajaran, minimal 2 karya dalam setahun. Regulasi ini sudah kita terbitkan,” lanjutnya.
Prof. Jun menerangkan jika dalam implementasi di lapangan, pihaknya bahkan sampai membuat skema pemberian insentif hingga dana hibah penelitian dari kampus untuk menggenjot produktivitas mereka.
”Kita ada alokasi anggaran dana penelitian hingga mencapai Rp5 miliar hingga pemberian insentif bagi dosen yang produktif. Sebagai contoh, dosen di Unisma pernah mendapat insentif mencapai Rp40 juta untuk 3 karya dalam setahun,” bebernya.
Di sisi lain, indikator lain yang juga mendongkrak penilaian QS WUR ini juga dilihat dari banyaknya mahasiswa dan dosen internasional di Unisma.
”Mereka harus benar-benar terlibat dalam aktivitas tri dharma perguruan tinggi. Ini juga jadi fokus percepatan kami di tahun-tahun ke depan,” ujarnya.
Dengan begitu, diakuinya kiprah Unisma di QS WUR membawa kebanggan tersendiri. Selain itu, terindeksnya Unisma di QS WUR ini juga akan berimplikasi pada tingkat keterserapan lulusan yang semakin diakui di dunia internasional. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)