MALANG POST – Pemerintah Indonesia tengah mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas untuk menghadapi tantangan pada tahun 2040. Dalam upaya ini, Kementerian Koordinator (Kemenko) Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) menekankan pentingnya lima parameter utama untuk memastikan kualitas SDM Indonesia di masa depan.
Plt. Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Moderasi Beragama Kemenko PMK Warsito, mengungkapkan bahwa kelima parameter ini merupakan bagian dari komitmen untuk memanfaatkan potensi bonus demografi Indonesia.
“Kami berfokus pada lima parameter penting dalam menyiapkan SDM yang berkualitas, yaitu kesehatan, kecerdasan, keterampilan, kebekerjaan, dan jaminan sosial,” ujar Warsito saat mewakili Menko PMK pada acara Sarasehan 100 Ekonom Indonesia, di Jakarta, Selasa (3/12/2024).
Lebih lanjut, Warsito menyampaikan, pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan kualitas kesehatan, mendorong gaya hidup sehat, dan menurunkan beban anggaran kesehatan di masa depan dengan mengutamakan langkah preventif dan produktif.
Di sektor pendidikan, pemerintah memprioritaskan pengembangan pendidikan anak usia dini (PAUD) dan meningkatkan kualitas literasi serta numerasi.
“Investasi terbesar adalah investasi pada anak usia dini. Setiap satu dolar yang diinvestasikan akan menghasilkan 13 dolar dalam jangka panjang,” ujar Warsito seperti rilis Kemenko PMK.
Meskipun demikian, anggaran pendidikan di Indonesia masih jauh dari rekomendasi internasional, yakni di bawah 1% dari APBN, padahal standar yang disarankan UNESCO adalah 10%.
Selain itu, pemerintah juga menekankan pentingnya pengembangan keterampilan vokasi dan kewirausahaan untuk menciptakan tenaga kerja yang siap menghadapi era digital.
“Kami juga fokus pada program pengembangan keterampilan dan kewirausahaan sebagai kunci untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja Indonesia,” tambahnya.
Dalam konteks data pembangunan, pemerintah juga berusaha mengintegrasikan data kependudukan, pendidikan, dan kesehatan dalam satu sistem terpadu.
Dengan adanya data yang terintegrasi, program-program intervensi bisa lebih tepat sasaran dan lebih efektif, seperti halnya dalam penanggulangan stunting yang menjadi fokus pemerintah.
“Kami sedang bekerja sama dengan berbagai kementerian dan lembaga untuk memastikan data yang akurat dan terintegrasi, terutama dalam menghadapi tantangan bonus demografi,” jelas Warsito
Pemerintah juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara sektor publik dan swasta untuk mempercepat pencapaian target-target pembangunan manusia. Hal ini juga tercermin dalam upaya penguatan sistem data penduduk, yang merupakan fondasi utama untuk merancang kebijakan yang tepat guna.
Dengan langkah-langkah ini, pemerintah berharap Indonesia dapat memanfaatkan bonus demografi dengan sebaik-baiknya. Menghasilkan SDM yang unggul, berdaya saing, dan siap menghadapi tantangan global pada tahun 2040.
Untuk diketahui, INDEF 100 Ekonom bertujuan untuk memberikan sumbangsih pemikiran, Ide, dan gagasan terbaru yang disampaikan oleh para ekonom kepada pemerintah baru sebagai strategi atas perbaikan kondisi perekonomian saat ini dan yang akan datang.
Forum ini akan menjadi wadah urun rembuk untuk menerima rumusan masukan dan pemikiran dari para ekonom Indonesia yang dapat memperkuat kebijakan dalam mengakselerasi ekonomi Indonesia.
Selain itu, acara ini menghasilkan buku berisi sumbangsih pemikiran 100 Ekonom Indonesia yang akan diserahkan untuk Presiden Republik Indonesia.(*/Eka Nurcahyo)