MALANG POST – Akibat cuaca ekstrem hujan deras disertai angin kencang, terjadi pohon tumbang beberapa titik di Kota Malang. Total hingga awal Desember 2024 ini, ada 376 bencana di Kota Malang.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Malang, Surya Adhi menjelaskan, dominasi yang terdampak cuaca ekstrem, ada di wilayah Kecamatan Klojen Kota Malang.
“Sejauh ini langkah-langkah yang dilakukan BPBD Kota Malang, ketika terjadi bencana, dengan melakukan asesmen terlebih dulu.”
“Jadi melihat kondisi di lokasi seperti apa. Termasuk juga dengan koordinasi bersama pihak pihak berwenang dan dilanjut tindakan yang harus dilakukan,” katanya saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk, yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Rabu (4/12/2024).
Selain itu, tambah Surya, ketika terjadi bencana dan daerahnya berdekatan, rasa kemanusaiaan itu akan diutamakan.
Seperti contohnya yang terjadi bencana di Karanglo. Meskipun wilayahnya masuk di Kabupaten Malang, BPBD Kota Malang juga gerak cepat.
Pengendali Dampak Lingkungan Sub Koordinator Perencanaan Ruang Terbuka Hijau DLH Kota Malang, Suhartini menambahkan, pihaknya juga sudah membentuk tim survei dan pengamanan gabungan, dengan ada polisi di dalamnya.
“Tugas tim ini, untuk monitoring daerah daerah di Kota Malang setiap hari.”
“Kami juga sudah memetakan pohon mana yang perlu segera ditebang dan tidak. Masing masing penanganannya menyesuaikan kondisi.”
“Semisal bagian bawah sudah terlihat keropos, maka perlu segera dipangkas. Data kami menunjukkan, November 2024 kemarin, ada lima titik pohon tumbang,” sebutnya.
Sedangkan dosen FIKES UB Kadiv Kesehatan dan Psikologi Pusat Studi Kebumian dan Kebencanaan UB, Mukhamad Fathoni menjelaskan, melihat terjadinya beberapa bencana, masyarakat juga perlu aware terhadap lingkungannya. Mengingat perilaku manusia sangat berpengaruh.
“Salah satu kejadian ketika masa kampanye waktu itu. Masih banyak pohon yang dimanfaatkan untuk memasang banner kampanye. Padahal secara estetika pun juga mengurangi,” sebutnya.
Apalagi jika berbicara lingkungan, katanya, bukan hanya tugas DLH atau BPBD saja. Tetapi masyarakat juga punya kesadaran.
Sementara itu, menyinggung kondisi cuaca ekstrem masih berpotensi sampai Februari 2025, pihaknya meminta masyarakat Malang Raya lebih waspada.
Salah satunya dengan cara lebih update rilis cuaca BMKG, untuk antisipasi cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi.
“Selain waspada cuaca, masyarakat juga diharapkan peduli kesehatan. Karena potensi penyakit ketika musim hujan akan terjadi. Seperti flu dan diare,” tegasnya. (Wulan Indriyani/Ra Indrata)