MALANG POST – Bupati Malang, HM Sanusi, kembali berkunjung ke lokasi terdampak bencana alam, di tiga wilayah kecamatan. Mulai dari Kecamatan Kalipare, Sumbermanjing Wetan dan Bantur.
Tidak sekadar berkunjung, Bupati Malang juga secara marathon, menyerahkan sejumlah paket bantuan bagi para korban bencana banjir di sejumlah titik.
Ikut hadir dalam kunjungan tersebut, anggota DPR RI, H. Ma’ruf Mubarok alias Gus Mamak; anggota DPRD Jawa Timur, Chusni Mubarak; Alayk Mubarok dan Wakil Ketua DPRD Kabupaten Malang.
Juga ikut menyertai Ketua Baznas Kabupaten Malang, Kasdim 0818 Kabupaten Malang, Kabag Ops Polres Malang, sejumlah Kepala OPD, Pimpinan Bank Jatim Cabang Kepanjen dan Yayasan Kelenteng Eng An Kiong Malang.
Ketika berkunjung ke wilayah Kecamatan Kalipare, Abah Sanusi -panggilan akrab Bupati Malang- melihat langsung kondisi jembatan Bolu yang terputus. Juga MI Lotekol yang ikut rusak. Keduanya masuk wilayah Desa Arjowilangun.
Tak ketinggalan, Abah Sanusi juga menyerahkan 10 paket bantuan kepada para korban terdampak banjir di Desa Arjosari. Seusai peninjauan rumah warga pasca banjir yang merusakkan dapur rumahnya.
Kunjungan dilanjutkan ke wilayah Kecamatan Sumbermanjing Wetan, untuk menyerahkan 101 paket bantuan secara simbolis di musala yang menjadi posko BPBD Sendangbiru.
Simbolis penyerahan bantuan berlanjut ke Balai Desa Sitiarjo, sebanyak 185 paket. Serta bantuan untuk Kecamatan Bantur mencapai 30 paket, yang diberikan di Kantor Kecamatan Bantur.
SUMBANGAN: Bupati Malang saat menyaksikan penyerahan bantuan untuk korban banjir di beberapa wilayah di Kabupaten Malang. (Foto: Prokopim Setda. Kab. Malang)
”Selain peninjauan titik-titik terdampak, kita serahkan paket bantuan kepada korban musibah banjir. Diantaranya dari Pemkab Malang, Baznas Kabupaten Malang, Bank Jatim dan Yayasan Kelenteng Eng An Kiong.”
“Total ada 12 jembatan yang mengalami kerusakan akibat musibah banjir kemarin. Tadi juga ada dinding plengsengan yang ambrol. Total kebutuhan untuk jembatan saja hingga Rp20 miliar. Harus ada pergeseran dana untuk Bina Marga senilai Rp20 miliar,” jelas Abah Sanusi.
Kalau pun untuk pembenahan tersebut tidak tersedia di APBD, pihaknya minimal akan mencari solusi, dengan melakukan pergeseran di APBD. Dengan harapan, dapat segera melakukan perbaikan supaya dapat segera ditangani di tahun 2025.
“Kalau tidak disetujui, ya harus menunggu tahun 2026. Begitu prosesnya, sehingga dewan (DPRD, Red) harus memberi persetujuan pergeseran. Jika tidak disetujui dewan (DPRD, Red), saya tidak bisa apa-apa.”
“Sebelum PAK harus ada pergeseran. Karena kondisi darurat. Namun harus ada persetujuan dewan. Jika tidak disetujui, harus nunggu PAK, kan jadi lama. Kasihan warga masyarakat,” tambah Bupati Malang.
Abah Sanusi menegaskan, jika DPRD sudah menyetujui pergeseran, maka pada Februari nanti, Pemerintah Kabupaten Malang sudah bisa melakukan pekerjaan perbaikan jembatan-jembatan yang putus tadi.
Dikatakan Bupati Malang, akses masyarakat tidak bisa dilalui. Sedangkan, anggaran BTT (Belanja Tidak Terduga) yang dimiliki Pemkab Malang, hanya sebesar Rp5 Miliar, yang peruntukannya sebagai stimulan seperti pada kebutuhan-kebutuhan ringan saja. Antara lain untuk makan minum, pengadaan terpal, dan lain-lain.
”Anggaran BTT tahun depan juga besaranya sama. Tetapi tidak bisa digunakan untuk perbaikan-perbaikan semacam jembatan.”
“Kalau harus pakai jembatan darurat seperti yang di Balong itu, kita melalui Pak Dandim 0818 Kabupaten Malang, minta bantuan Kodam V Brawijaya,” pungkasnya. (prokopim/ra indrata)