MALANG POST – Pameran Hasil Penelitian Universitas Negeri Malang (UM) di Graha Cakrawala pada Kamis-Jumat (28–29/11/2024) menjadi panggung bagi inovasi-inovasi unggulan.
Salah satu karya yang mencuri perhatian adalah penelitian tim Departemen Sosiologi UM, yang dipimpin oleh Desy Santi Rozakiyah, S.Pd., M.Pd.
Penelitian berjudul Transformasi Kitab Hijau Model Pengembangan Kurikulum Pembelajaran Berwawasan Lingkungan di Pesantren Annuqayah Guluk-Guluk Madura ini, mengupas integrasi pendidikan lingkungan dalam kurikulum pesantren.
“Kami menemukan bahwa Pesantren Annuqayah memiliki berbagai program inovatif. Seperti bank sampah, pengelolaan sampah organik menjadi kompos, dan daur ulang sampah anorganik menjadi produk kreatif,” ujar Desy.
Penelitian ini melibatkan kolaborasi lintas disiplin antara dosen dan mahasiswa. Tim peneliti terdiri dari Ahmad Arif Widiyanto, S.Sos., M.A., Raisa Fitri, S.AB, M.M., Melly Amalia Vardia, S.Psi., M.Si., serta dua mahasiswa Pendidikan Sosiologi, Afrina Hanifah Mufidah dan Bayuaji Arya Pamungkas.
SMA 3 Annuqayah menjadi inisiator utama pendidikan lingkungan di pesantren ini. Melalui komunitas Pemulung Sampah Gaul (PSG), santri aktif dalam aksi pelestarian lingkungan.
“Kelompok Srikandi Lingkungan yang kami bentuk juga memimpin kampanye sadar lingkungan di kalangan santri putri,” tambah Desy.
Kerja sama pesantren dengan Dinas Lingkungan Hidup turut memperkuat pengelolaan sampah secara berkelanjutan. Modul ajar berbasis buku Merusak Bumi dari Meja Makan karya M. Faizi, pembina pesantren, mempertegas pentingnya kesadaran akan dampak konsumsi terhadap lingkungan.
“Kami berharap model pembelajaran ini dapat diadopsi pesantren lain untuk menciptakan generasi yang lebih peduli lingkungan,” jelas Desy.
Penelitian ini mencerminkan kontribusi UM terhadap tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 4 tentang pendidikan berkualitas dan SDG 13 terkait aksi penanganan perubahan iklim.
Pesantren Annuqayah membuktikan bahwa nilai-nilai agama dapat bersinergi dengan pendidikan berkelanjutan demi keberlangsungan lingkungan. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)