MALANG POST – Ketua DPD Golkar Kota Malang, Sofyan Edi Jarwoko, menegaskan bahwa Golkar akan mengerahkan para saksi di TPS untuk mengawal perolehan suara pasangan calon (paslon) walikota dan wakil walikota Malang, Wahyu Hidayat-Ali Muthohirin (WALI).
Berbekal blanko C1, para saksi itu akan memelototi penghitungan suara manual yang dimulai dari tingkat kecamatan. Kotak suara setelah dihitung di TPS dibawa ke Panitia Pemungutan Suara (PPS). Di PPS tingkat kelurahan itu, kotak suara hanya transit dan selanjutnya dibawa ke Panitia Pemungutan Kecamatan (PPK) untuk dihitung.
“Ketika penghitungan manual dilakukan, para saksi memantau cocok dengan lembar C1 masing-masing atau tidak. Ini untuk menghindari adanya pencopetan suara,” jelas Sofyan Edi, Kamis (28/11/2024).
Seperti diketahui, dari hasil quick count (hitung cepat) sejumlah lembaga survei, di antaranya SIGI Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, paslon nomor urut 1 Wahyu Hidayat-Ali Muthohirin (WALI) meraup 48,08 persen.
Di posisi kedua paslon nomor urut 3, HM Anton-Dimyati Ayatulloh (ABADI) dengan 32,77 persen suara. Sedang paslon nomor urut 2, Heri Cahyono-Ganis Rumpoko meraih 19,15 persen.
Sementara hasil real count yang dirilis tim internal paslon WALI tidak jauh berbeda.
Hasilnya WALI meraih 49,65 persen, disusul ABADI 32,24 persen, dan terakhir Heri Cahyono-Ganis 18,11 persen.
“Real count itu hasil laporan semua saksi WALI di TPS lewat blanko C1. Meski begitu, kami tentu tetap menunggu keputusan dan penetapan KPU yang melakukan penghitungan manual,” tutup Sofyan Edi.
Informasi lain seperti dilansir dari Malangvoice.com, Ketua Tim Pemenangan ABADI, Arief Wahyudi, mengatakan tidak ada masalah dengan hasil quick count yang beredar setelah coblosan. Menurutnya, hasil quick count tidak bisa dibantah dan semua pihak harus mau menerima itu. Tetapi dari tim pemenangan ABADI tetap menunggu hasil resmi dari KPU.(Eka Nurcahyo)