MALANG POST – Data Badan Pusat Statisitik (BPS) menunjukkan angka penggangguran di Kota Batu mencapai 4,56 persen atau 6.151 orang. Berdasar data itu, ternyata pertumbuhan ekonomi Kota Batu tidak berbanding lurus dengan tingkat pengangguran terbuka.
Pertanyaan ini didapatkan oleh paslon Nurochman – Heli Suyanto, dalam debat pamungkas, semalam. Menjawab pertanyaan itu, Cak Nur sapaan akrabnya memaparkan sejumlah solusi. Pihaknya telah meancang dalam program Nawa Bhakti terkait peningkatan kualitas sumber daya manusia lewat pendidikan.
Pertama-tama, masalah itu harus didasari dengan mempermudah akses masyarakat dalam mengakses pendidikan tinggi. Sebab itu, paslon ini mencanangkan program 50 sarjana di tiap desa.
Kemudian untuk meningkatkan angka serapan kerja daripada lulusan perguruan tinggi ini, Kota Batu akan membangun Batu Artpreneur, di mana fasilitas ini akan berkontribusi menyerap dan memperlebar peluang kerja anak-anak muda Kota Batu.
”Selain itu juga ada mall UMKM yang akan membuat UMKM lokal naik kelas, hingga berbagai pengembangan program pariwisata dengan nafas utama menyerap tenaga kerja asli Kota Batu,” paparnya.
Pengembangan program pariwisata yang dapat menyerap tenaga kerja asli Kota Batu seperti Sport Center, Health Tourism, Wealthness Tourism hingga Spiritual Botanical Garden.
Dia menambahkan, hal tersebut juga masih diperkuat dengan akses kredit murah bagi pelaku UMKM, pelatihan kerja dan sertifikasi kompetensi. Pihaknya yakin, dengan semua program berkelanjutan itu dapat mengangkat kualitas SDM berikut meningkatkan angka serapan kerja.
”Ini adalah totalitas pengabdian kami, kepada masyarakat Kota Batu agar tidak hanya menjadi penonton di tengah perkembangan pariwisata di kotanya sendiri,” ungkapnya.
Sementara, Calon Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto menegaskan, jika inisiasi dan cita-cita itu bahkan sudah ada yang terwujud. Contohnya seperti pembentukan ruang inkubator bisnis.
”Ini akan menjadi tempat para anak muda Kota Batu mengembangkan kapabilitas bisnisnya,” imbuh Heli.
Menyikapi hal tersebut, paslon Firhando Gumelar – H Rudi memberikan tanggapan terkait skema pemberian subsidi untuk akses kredit murah bagi para pelaku UMKM tanpa mengandung riba?
Nurochman menjawab, skema subisdi didapat dari kolaborasi anggaran dari APBN, APB Provinsi Jatim dan juga APBD Kota Batu. Sebagai pimpinan, tentu kebijakan harus berpihak pada masyarakat sehingga mereka bisa terhindar dari bunga kredit yang memberatkan.
Sementara, paslon Kris Dayanti – Kresna Dewanata Prosakh turut memberikan tanggapan terkait bagaimana cara paslon Mbatu SAE meneyelesaikan permasalahan ketimpangan pendapatan yang indeksnya pada 2023 masih 0,3008.
Terkait hal itu, Nurochman mengakui jika soal ketimpangan pendapatan masyarakat memang masih jauh. Banyak petani masih terdampak dengan persoalan pariwisata. Sehimgga nantinya, kata Cak Nur, perlu ada integrasi program pertanian dan pariwisata yang berpihak pada sektor pertaian.
”Mayoritas penduduk kita adalah petani. Sebab itu, kami menyelesaikan hulu masalahnya dulu lewat akses pendidikan kuliah gratis yang mana itu nanti akan meningkatkan SDM kita. Ujung-ujungnya nanti, sektor pertanian, UMKM dan pariwisata kita akan ikut terdongkrak,” tutup Cak Nur. (Ananto Wibowo)