MALANG POST – Pelaksana Tugas (Plt) Bupati Malang, Didik Gatot Subroto, meminta kepada pondok pesantren (ponpes), untuk mengelola sampah secara mandiri. Karena sampah-sampah tersebut, bisa dioleh menjadi produk yang bermanfaat.
Harapan itu disampaikan Didik Gatot Subroto, saat menghadiri Ngaji Lingkungan Pondok Pesantren An Nashr. Di Dusun Patuk, Desa Sukolilo Kecamatan Wajak, Rabu (20/11/2024) pagi.
Turut hadir pada acara ini, jajaran Kepala Perangkat Daerah Kabupaten Malang, perwakilan Kemenag Kabupaten Malang, Forkopimcam Wajak, Pengasuh dan Keluarga Besar Pondok Pesantren An Nashr.
“Karena selain memberikan ilmu agama, di Ponpes An Nashr ini, juga memberikan pembelajaran tentang mengelola sampah. Termasuk pemilahan sampah mulai dari yang kering, basah, hingga sampah plastik,” ungkap Didik Gatot.
Itulah sebabnya, Plt Bupati ini memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya, kepada seluruh pihak yang telah memberikan perhatian terhadap kelestarian ekosistem, khususnya di lingkungan pondok pesantren.
“Mudah-mudahan, kepedulian berbagai pihak atas keseimbangan alam pada kesempatan ini, dapat menjadi solusi terhadap problem lingkungan yang ada dewasa ini,” tuturnya.
Kegiatan Ngaji Lingkungan ini, juga memiliki arti yang sangat penting. Di mana pondok pesantren sebagai pusat pendidikan agama dan moral, memiliki peran strategis dalam membentuk karakter generasi muda yang peduli lingkungan.
“Jika santri-santri di pondok pesantren, mampu mengimplementasikan konsep zero waste, akan tercipta sebuah model pendidikan yang mampu memberikan kontribusi nyata, dalam pelestarian lingkungan,” jelas Plt Bupati Malang.
Dalam kunjungan tersebut, Didik yang juga Wakil Bupati Malang ini, juga meninjau sejumlah titik pengelolaan sampah. Mulai dari pemilahan, hingga tempat pengolahan sampah menjadi beragam produk unggulan. Yang dilakukan para santri, setelah mendapatkan pelatihan dan pembinaan.
Pada prosesnya, untuk sampah anorganik dimasukkan ke incinerator atau alat pembakar sampah, dengan suhu 300 derajat celcius.
Residu yang dihasilkan pada proses pembakaran sampah, dijadikan bahan untuk pembuatan paving. Yang nantinya akan kembali digunakan untuk pembangunan di lingkungan pesantren.
Sementara untuk sampah organik, diolah untuk pakan budidaya maggot. Hasilnya dimanfaatkan untuk pakan ayam pada peternakan yang ada di ponpes.
“Kami memberikan apresiasi kepada Pondok Pesantren An Nashr, yang telah menjadi pelopor dalam penerapan konsep Zero Waste.”
“Dengan mengelola limbah secara bertanggung jawab, mengurangi penggunaan plastik dan memaksimalkan daur ulang, pesantren ini tidak hanya memberikan pembelajaran teoritis kepada para santri. Tetapi juga teladan nyata tentangbagaimana menjaga amanah Allah SWT berupa lingkungan hidup yang sehat dan lestari,” tandas Didik Gatot.
Sebagai pemerintah daerah, lanjut Plt Bupati, pihaknya berkomitmen untuk mendukung adanya inisiatif positif seperti ini. Dengan harapan, konsep pesantren zero waste ini, dapat menjadi contoh bagi lembaga pendidikan lainnya di Kabupaten Malang maupun Malang Raya, sehingga semakin banyak masyarakat yang terinspirasi untuk menjaga lingkungan.
“Mari bersama-sama menjadikan kegiatan ini sebagai momentum meningkatkan kesadaran dan aksi nyata untuk menyelamatkan lingkungan.”
“Semoga tidak hanya berlangsung sepanjang seremonial saja. Namun terus ada secara konsisten dan berkesinambungan,” pungkas Plt Bupati Malang. (Diskominfo Kab. Malang/Ra Indrata)