MALANG POST – Sebanyak 17 mahasiswa dari The University of Queensland (UQ), Australia mengikuti program inbound di Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (UB).
Program ini berlangsung pada 18-19 November 2024 dan menjadi yang kedua diselenggarakan tahun ini.
Ketua Departemen Ilmu Komunikasi UB, Prof Rachmat Kriyantono Ph.D S.Sos., M.Si mengungkapkan program ini merupakan wujud implementasi kerja sama strategis antara UB dan UQ.
“Selain mendukung pencapaian Indikator Kinerja Utama (IKU), program ini juga bertujuan untuk mempererat hubungan budaya antara Indonesia dan Australia,” jelasnya, Selasa (19/11/2024).
Pria akrab disapa RK ini mengungkapkan kerja sama antara UB dan UQ telah berlangsung intensif, diawali dengan inisiasi langsung oleh tim UQ yang beberapa kali berkunjung ke FISIP UB, termasuk kunjungan Dekan Fakultas Sosial dan Humanities UQ.
“UQ sendiri merupakan universitas yang masuk peringkat 100 besar dunia versi QS World University Rankings,” paparnya.
Selain program inbound mahasiswa, beberapa kerja sama antara UB dan UQ juga mencakup berbagai kegiatan strategis yang melibatkan dosen Ilmu Komunikasi seperti kunjungan Dosen Berkarya Prodi S1 ke UQ untuk memperkuat jejaring akademik.
“Program Visiting Professor dengan dosen Ilmu Komunikasi Ibu Fitri yang mengajar di UQ dan Associate Prof Elske van de Fliert mengajar di Ilmu Komunikasi UB,” tuturnya.
Ada juga program Visiting Researcher yang mana dosen Ilmu Komunikasi UB melakukan penelitian di UQ dengan dukungan dari LPDP dan LPPM UB melalui skema riset kompetisi luar negeri.
“Riset bersama antara tim dosen Ilmu Komunikasi UB dengan UQ yang mengkaji transaksi digital di wilayah Pujon dan Banyuwangi,” jelasnya.
Prof RK menambahkan pihak Ilkom UB dan UQ juga menerbitkan Book Chapter, hasil kolaborasi antara tim dosen Ilmu Komunikasi UB dan akademisi dari UQ.
“Melalui berbagai kolaborasi ini, UB dan UQ berkomitmen untuk terus memperluas cakupan kerja sama akademik, baik dalam penelitian, pengajaran, maupun pengembangan budaya,” tegasnya.
Program inbound ini menjadi langkah nyata dalam memperkuat hubungan antara kedua institusi serta memperkenalkan mahasiswa terhadap keunikan budaya masing-masing negara. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)