MALANG POST – Ketika berkunjung ke Bandulan, calon Wakil Wali Kota Malang, Ganis Rumpoko, menemukan banyak hal yang perlu mendapatkan perhatian. Utamanya saat bersama Heri Cahyono nanti, mendapatkan mandat untuk memimpin Kota Malang.
Salah satunya adalah peningkatan literasi dan pemberdayaan masyarakat. Lebih khusus lagi untuk kaum perempuan. Agar mereka juga bisa menjadi kekuatan produktif bagi rakyat. Serta mampu berpartisipasi memanfaatkan semua peluang ekonomi, untuk kesejahteraannya dalam semangat tumbuh bersama.
Ganis yang ketika itu bertemu dengan emak-emak, di Sanggar Sahabat Anak Bandulan, mendapatkan banyak keluhan sekaligus harapan. Agar literasi yang saat ini dimiliki oleh perempuan di wilayah tersebut, bisa lebih ditingkatkan.
Salah satunya dengan menyediakan banyak bahan bacaan, untuk bisa dimanfaatkan warga setempat, dalam mempelajari perkembangan jaman. Meski fungsi buku saat ini, sudah banyak digantikan oleh artikel digital.
Tetapi keberadaan sebuah sanggar, yang bisa menjadi tempat berkumpul untuk belajar bersama, harus terus dilestarikan. Pemerintah, diharapkan bisa turun membantu kehidupan sanggar-sanggar tersebut.
Dalam pertemuan dengan puluhan ibu-ibu di Bandulan tersebut, Ganis Rumpoko, paslon nomor urut dua di Pilkada Kota Malang, benar-benar menjadi tempat untuk berbagi cerita.
“Karena itulah, dalam program Sam HC-Ganis, kami akan membuat rumah kreatif di setiap kelurahan. Sekaligus kesempatan yang sama dalam berusaha di Kota Malang.”
“Apalagi Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Kota Malang, masih 7,66 persen pada Desember 2022. Maka yang jadi PR besar adalah, apakah dengan jumlah kelurahan yang ada dapat dilihat sebagai aset yang bisa dimanfaatkan untuk mencoba mengurangi pengangguran tersebut,” ujar Ganis Rumpoko, selepas bertemu dengan ibu-ibu di Sanggar Sahabat Anak Bandulan, yang rata-rata juga ikut membantu perekonomian keluarga.
Itulah sebabnya, salah satu upaya yang akan dilakukan Ganis Rumpoko, adalah menggunakan aset kelurahan, sebagai pusat pengembangan usaha, workspace bagi kaum muda yang ingin berkarya dan mengembangkan kemampuan dan bakat mereka.
“Tapi pengembangan ini akan diukur dengan cermat. Bukan hanya berdasarkan minat, tetapi juga dicermati kecenderung individu berdasarkan juga kapasitasnya.”
“Dengan demikian, bukan hanya membuka ruang untuk berkembang. Tetapi juga memberikan layanan konsultasi di tingkat kelurahan, agar bisa menjadi pusat-pusat inkubator pengembangan usaha masyarakat,” tandas alumni magister di UGM Yogyakarta ini.
Tantangan yang muncul kemudian, sebut cucu Ebes Sugiono ini, adalah penyebaran Informasi agar sebagian besar warga usia muda, dalam berusaha akan dijembatani.
Ini adalah peluang, sekaligus tantangan untuk dilaksanakan. Karena tidak mudah membangun usaha, tanpa ada dukungan dan penyediaan fasilitas yang baik. Termasuk memberikan pendidikan dan pelatihan yang sama untuk semua.
“Untuk mengatasi semua permasalahan tersebut, kami sudah siapkan program curhat langsung. Dimana seminggu sekali, kami akan membuka kantor yang ada di balai kota. Masyarakat boleh hadir dan ketemu dengan Wali Kota atau Wakil Wali Kota.”
“Kami akan bergantian. Kalau Pak Heri Cahyono ada di balai kota, saya yang akan keliling menyapa masyarakat. Untuk benar-benar menyerap aspirasi masyarakat,’ tegasnya.
Bahkan Ganis kembali menegaskan, pihaknya tidak akan menempati rumah dinas Wakil Wali Kota Malang. Tetapi justru mempersilahkan masyarakat yang akan menggelar rapat, pertemuan-pertemuan untuk komunitas ataupun hal-hal lainnya, bisa menggunakan rumah dinas yang seharusnya menjadi jatahnya sebagai Wakil Wali Kota Malang.
“Pada intinya, dari banyak hal yang disampaikan ibu-ibu ini, akhirnya bisa menyambung tali silaturahmi. Sekaligus untuk meminta doa dan dukungannya. Terima kasih ibu-ibu di Bandulan, atas doa dan dukungannya,” pungkas Ganis. (Ra Indrata)