MALANG POST – Debat ke dua Pilkada Kota Batu 2024 telah terlaksana. Masing-masing paslon sudah menyampaikan berbagai program dan visi-misi unggulannya.
Di debat semalam, paslon Firhando Gumelar – H Rudi menyoroti soal bullying yang masih banyak terjadi di Kota Batu. Mengatasi masalah itu, mereka telah menyiapkan dua program khusus untuk pencegahan memberikan layanan kesehatan bagi korban bullying.
Mas Gum menyampaikan, bahwa paslon Mbatu Sejuk punya program Mobil Guru BK (Bimbingan Konseling). Melalui program tersebut, paslon ini akan menyediakan dua unit mobil GURU BK di setiap kecamatan.
“Dengan dua Mobil Guru BK di setiap kecamatan, pemerintah Kota Batu akan mampu menjangkau seluruh desa. Memberikan pelayanan maksimal melalui penyuluhan terhadap orang tua, remaja dan anak-anak terkait bahaya perundungan sebagai upaya pencegahan. Semua itu bisa diakses secara gratis,” paparnya.
Melalui Mobil Guru BK ini pula, Pemkot Batu ke depan tidak hanya menunggu laporan, tapi jemput bola ke desa-desa untuk menampung keluhan masyarakat terkait kesehatan mental akibat kekerasan apa pun. Masyarakat bisa mendapatkan akses konsultasi dan layanan kesehatan mental oleh psikolog profesional secara gratis.
“Dari situ pula, kami akan menyediakan shelter bagi korban kekerasan verbal maupun fisik agar mereka bisa terlindungi, berani speak-up dan dihindarkan dari perundungan dan kekerasan lebih lanjut. Layanan konseling keliling ini untuk memberikan akses konseling kepada masyarakat luas, dari anak muda hingga dewasa,” benernya.
Bukan hanya Mobil Guru BK paslon GURU juga mencanangkan program inklusi sosial. Program ini menekankan pentingnya akses dan layanan bagi kelompok rentan, termasuk anak-anak dan remaja dari keluarga miskin dan kaum disabilitas.
Baginya, kedua program ini sangat penting untuk memastikan masyarakat Kota Batu mendapatkan wadah saluran untuk menyampaikan apa pun yang mengganggu kesehatan mental mereka, mengingat keterbatasan mobilitas sosial dan meningkatkan daya saing Kota Batu di masa depan.
Program lainnya yang tak kalah penting adalah rasionalisasi. Hal ini masih berkaitan dengan Mobil Guru BK, di mana program ini untuk menunjukkan komitmen paslon GURU dalam memperhatikan kesejahteraan psikologis anak dan remaja, serta mendorong kesadaran sosial terkait isu perundungan, dengan memberikan solusi bagi mereka yang mungkin sulit mengakses layanan konseling formal.
“Upaya inklusi sosial ini memberikan rasa aman dan dukungan bagi kelompok rentan, memperkuat pemerintah dalam memastikan hak anak terlindungi,” jelas Gumelar. (Ananto Wibowo)