MALANG POST – Tim peneliti sejarah dari Universitas Negeri Malang melakukan identifikasi awal mengenai temuan arca unik di Ngawi.
Sayang di awal observasi gabungan bersama Pemerhati Budaya sekaligus Guru Sejarah di SMAN 1 Karangjati Ngawi, ibu Icha, yang dilaksanakan pada bulan Juni 2024 ini menemui jalan buntu.
Beberapa acra yang diduga peninggalan sejarah ini berlokasi di Desa Kendal, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi.
Belum jelas asal usul arca ini karena memiliki bentuk yang tidak biasa. Bahkan mirip dengan arca di kepulauan Polinesia di Samudera Pasifik.
Arca ini terdiri dari dua lokasi yang saling berdekatan. Lokasi pertama berada di samping pekarangan rumah yang bersebelahan dengan makam, terdiri dari dua arca anjing dan dua arca berbentuk manusia.
Arca lain yang lokasinya sekitar lima puluh meter berada di depan rumah warga. Terdiri dari satu arca kepala manusia dan sepasang arca laki-laki. Temuan ini sulit untuk diidentifikasi.
Tim peneliti sejarah Universitas Negeri Malang mencoba mengidentifikasi. Namun kesulitan untuk mengaitkannya dengan tinggalan lain di sekitar Ngawi. Observasi lanjutan diperlukan untuk mengidentifikasi unsur umur dan konteks budaya pada arca-arca tersebut.
Nur Fahrul Lukmanul Khakim, S.Pd, M.Pd dosen sejarah Universitas Negeri Malang (UM) selaku ketua tim riset, kepada Malang Post, mengatakan. Bahwa arca-arca tersebut tidak terdapat pada catatan Belanda, berbeda dengan Situs Trinil di bantaran Sungai Bengawan Solo.
Situs Trinil merupakan situs prasejarah yang ditemukan oleh Eugene Dubois dan menggemparkan dunia dengan temuan manusia purba dari Jawa pada tahun 1891.
Namun jarak antara situs arca ini dengan situs Trinil terlalu jauh. Sehingga sulit dilacak keterkaitannya. Selain itu juga berasal dari masa yang terpaut ribuan tahun. Diperlukan riset yang lebih mendalam untuk mengungkap konteks budaya dan ikonografi arca-arca di desa Kendal.
Peneliti junior ini, berharap bisa melaksanakan penelitian lebih lanjut jika memperoleh dukungan dana/sponsor. Dia juga berharap kepedulian pemerintah Kabupaten Ngawi untuk membentuk tim riset dan mengkaji lebih dalam situs tersebut.
Menurut Fahrul, situs ini sangat unik karena ragam hias arca dan arca anjing itu unik dan jarang di Indonesia, khususnya di Jawa. (*/M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)