MALANG POST – Fakultas Ilmu Budaya (FIB-UB) kembali menggelar Anugerah Sabda Budaya (ASB) dan orasi budaya pada tahun 2024 dalam rangka memperingati Dies Natalis yang ke-15 pada Selasa (5/11/2024) di Ballroom 1, Hotel Grand Mercure, Malang.
Rektor UB, Prof Widodo SSi MSi PhD Med Sc mengungkapkan kebanggaannya atas kontribusi FIB UB dalam pelestarian budaya. Ia menyampaikan, FIB UB selama 15 tahun telah menjadi pusat pengembangan humaniora dan budaya.
“Tahun ini, FIB melibatkan lebih dari 26 komunitas dalam pelestarian budaya dan seni. Serta berkontribusi signifikan dalam acara Gelanggang Budaya Brawijaya,” seru Prof Widodo, dalam sambutannya secara virtual.
Menurut Prof. Widodo, salah satu pencapaian besar FIB adalah digitalisasi arsip budaya lokal Jawa Timur. Saat ini, sekitar 70 persen arsip budaya lokal telah terdigitalisasi, sehingga bisa diakses lebih luas oleh publik dan peneliti.
“Digitalisasi ini penting agar budaya kita dapat diakses lebih mudah oleh masyarakat luas,” ujarnya.
Dekan FIB UB, Hamamah, Ph.D., saat memberikan sambutan dalam Gelaran Anugerah Sabda Budaya (ASB) dan orasi budaya pada tahun 2024 Selasa, (5/11/2024). (Foto: M. Abd. Rachman Rozzi / Malang post)
Dekan FIB UB, Hamamah, Ph.D., menyampaikan bahwa FIB memiliki misi untuk mengapresiasi karya-karya intelektual dan budaya khususnya dari para seniman terutama yang berada di Malang dan di Jawa Timur.
“ASB pertama kali digagas FIB UB pada tahun 2018 di masa kepemimpinan Prof. Agus Suman selaku Dekan FIB UB pada saat itu. Sejak saat itu, kami secara konsisten mengembangkan ASB ini agar terus menjadi wadah apresiasi para seniman, budayawan, dan Musisi yang telah memberikan kontribusi luar biasa bagi kehidupan budaya kita,” jelas Hamamah.
“FIB UB merupakan satu-satunya universitas yang memberikan penghargaan bagi para seniman. Harapan dari pemberian Anugerah Sabda Budaya ini adalah agar menjadi motivasi bagi para seniman untuk terus berkarya,”
Kegiatan utama dari ASB ini adalah FIB UB memberikan penghargaan kepada para pegiat seni dan para tokoh sosial humaniora di Indonesia. Adapun penilaian pemberian anugerah ini berdasarkan pertimbangan tertentu dan riset dari dewan kurator yang dibentuk oleh tim FIB UB.
Beberapa nama yang tergabung dalam dewan kurator tahun ini yaitu Prof. Dr. Djoko Saryono, M.Pd. dari UM selaku ketua, dan beranggotakan Winarto Ekram, S.Sn. yang merupakan seorang seniman, Syarifudin, S.Pd. dari Museum Panji, Ir. Hengki Herwanto, MBA. dari Museum Musik Indonesia, serta Yusri Fajar, dan M. Fatoni dari FIB UB.
Tahun ini, FIB UB memberikan tiga nominasi kategori baru, yaitu bidang Seni Musik, Pemerintah Peduli Budaya, dan insentif kepada Pelestari Bahasa. Di ASB tahun ini, FIB dibantu oleh Komunitas Sedulur Mangliawan untuk memberikan penghargaan kepada para nominator.
Penghargaan Anugerah Sabda Budaya ini diberikan kepada 7 kategori, diantaranya:
– Seni Musik: Ian Antono
– Sastra: Sasti Gotama
– Seni Rupa: Koeboe Sarawan
– Seni Tradisi: Mbah Karimun (alm)
– Pemerintah Peduli Budaya: Yudil Chatim SKM MEd
– Komunitas Seni Budaya: Teater Api Surabaya
– Pelestari Budaya Bahasa: Adrian Pawitra (alm)
Ian Antono mengaku bahwa Kota Malang memiliki arti khusus baginya.
“Lagu-lagu saya banyak menceritakan tentang kehidupan saya saat di Malang,” jelasnya.
Ia juga mengaku takjub terkait tanggapannya ada kampus yang peduli dengan seniman dan budayawan.
“FIB UB luar biasa! Saya tadinya tidak percaya. Saya diundang ke sini dapat apa, dan saya mendapat salah satu penghargaan,”.
Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Sumber Daya UB, Prof. Dr. Muchamad Ali Safaat, S.H., M.H., turut mengapresiasi kegiatan ini karena adanya sinergi UB dengan komunitas budaya.
Ia menyampaikan bahwa UB sudah melakukan berbagai Upaya, terutama melalui FIB UB.
“Kita selalu berusaha untuk selalu merangkul dan bekerja sama dengan berbagai komunitas budaya, itulah yang sudah dan sedang dilakukan oleh FIB UB. Dengan bekerja sama dengan komunitas-komunitas terutama yang berasa di Malang Raya,” pungkasnya. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)