MALANG POST – Kota Batu pernah dilanda bencana alam banjir bandang pada Tahun 2021 lalu. Belajar dari pengalaman itu, perbaikan kondisi lingkungan utamanya di kawasan hutan Kota Batu terus dilakukan.
Kesadaran penyelamatan lingkungan hutan Kota Batu muncul dari berbagai kalangan. Terbaru PT Bina Pertiwi melalui program CSR-nya melakukan penanaman 2.448 bibit pohon alpukat aligator di Petak 75B Perhutani KPH Malang, Desa Giripurno, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.
Penanaman itu dilakukan berkat kerjasama apik antara Bina Pertiwi, Perhutani, Pemkot Batu dan Pemerintah Desa Giripurno.
Presiden Direktur Bina Pertiwi, Mahmudi menyatakan, penanaman 2.448 bibit pohon alpukat merupakan wujud dari komitmennya dalam mendukung program berkelanjutan dan kepedulian terhadap lingkungan.
“Kegiatan ini merupakan langkah nyata kami dalam upaya penghijauan dan mendukung kesejahteraan masyarakat sekitar. Penanaman alpukat aligator dengan jumlah 2.448 juga ada artinya, 24 berarti tahun 2024 dan 48-nya berarti usia Bina Pertiwi ke 48 Tahun,” ujar Mahmudi, Selasa (5/11/2024).
Dia menambahkan, kenapa penanaman dilaksanakan di lereng Gunung Arjuno, karena sebelumnya Bina Pertiwi yang merupakan anak perusahaan United Tractor (UT) telah bekerjasama dengan Perhutani KPH Malang untuk melakukan penghijauan kembali atau reboisasi.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari program Environmental, Social and Governance (ESG) yang dijalankan Bina Pertiwi. Penanaman pohon alpukat jenis aligator ini diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap kelestarian lingkungan, menambah tutupan hijau di area lereng gunung dan mendukung perekonomian masyarakat setempat melalui hasil perkebunan yang potensial,” paparnya.
TANAM ALPUKAT: Presiden Direktur Bina Pertiwi saat melakukan penanaman alpukat aligator di lereng Gunung Arjuno. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Lebih lanjut, dia juga menyampaikan, penanaman ini juga bertujuan untuk melakukan antisipasi perubahan iklim. Seperti diketahui, saat ini di Indonesia isu lingkungan menjadi sesuatu yang sangat penting.
“Indonesia menargetkan pada tahun 2060 bisa zero emisi. Nah ini merupakan bagian dari upaya kami untuk bersama-sama berkontribusi mewujudkan target tersebut,” imbuhnya.
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukannya, pohon alpukat mampu mengolah 25 kilogram CO2 ekuivalen. Kemudian jika dikonversi sebanyak 2.448 pohon alpukat, maka bisa mengkonversi 61,2 juta ekuivalen CO2.
“Kami melihat, perubahan iklim hutan banyak terjadi, karena sekarang hutan banyak dirambah manusia, dimana mereka merambah hutan karena faktor ekonomi. Karena itu, kami bersama LMDH setempat melakukan hal ini, agar kepentingan lingkungan dan kepentingan masyarakat terpenuhi,” paparnya.
Mahmudi melihat, dari segi ekonomi alpukat aligator sangat menjanjikan. Dimana satu buah alpukat aligator beratnya bisa mencapai 0,8 kilogram hingga 1,5 kilogram, lalu satu pohon alpukat aligator bisa menghasilkan 100-150 kilogram per tahun.
“Jika harga 1 kilogram Rp10 ribu, kemudian dikalikan 100 kilogram maka satu pohon sudah menghasilkan Rp1 juta. Lalu dari Rp1 juta tersebut jika dikalikan lagi 2.448 pohon maka perputaran uang bisa tembus Rp2, 5 miliar per tahun,” jelas dia.
Ketika masyarakat mendapatkan penghasilan tersebut, maka mereka akan rela merawat tanaman ini. Dimana titik krusial perawatannya ada di 1-3 tahun pertama.
“Di titik krusial ini kami terus lakukan pendampingan kepada masyarakat. Guna memastikan pengairan cukup, pupuk cukup dan lainnya. Hal tersebut akan berjalan dengan sendirinya ketika memasuki masa panen, dimana masyarakat ketika sudah merasakan hasilnya maka akan merasa memiliki,” papar Mahmudi.
Dalam kegiatan penanaman ini, turut dihadiri warga dan komunitas lokal. Pihaknya berharap, partisipasi aktif masyarakat dapat meningkatkan kesadaran bersama akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
“Melalui program ini, kami berharap dapat menjadi inspirasi bagi banyak pihak untuk turut serta dalam upaya pelestarian alam demi terciptanya masa depan yang lebih hijau,” tuturnya.
Sementara itu, Kades Giripurno, Suntoro berharap, program ini dapat dirasakan manfaatnya secara langsung oleh seluruh warga masyarakat Desa Giripurno. Mulai dari kondisi alam yang tetap dalam kondisi bagus dan perekonomian masyarakat.
“Melalui program ini kami berharap bisa benar-benar berdampak kepada masyarakat,” tutupnya. (Ananto Wibowo)