MALANG POST – Pemkot Batu menargetkan penurunan stunting di angka satu digit pada 2024 ini. Gayung bersambut, melalui program Bapak Bunda Asuh (BEBAS) pihak swasta mulai tergerak bersama menuntaskan stunting.
Seperti diketahui, per September prevalensi stunting di Kota Batu berada di angka 10,65 persen. Jumlah itu turun signifikan dibanding tahun 2023 lalu yang berada di angka 12,16 persen.
Pihak swasta yang mulai menaruh perhatian menuntaskan stunting di Kota Batu adalah Gendhis Batu Boutique Hotel bersama Rotary International District 3420.
“Kami bekerjasama dengan Pemkot Batu melalui Kelurahan Ngaglik untuk memberikan program pemberian makanan tambahan bagi balita. Kegiatan ini kami lakukan di Posyandu RW 03 Kelurahan Ngaglik,” tutur manager Gendhis Batu Boutique Hotel, Eky Ferdian, Senin (4/11/2024).
Program bertemakan ‘Bantuan Dukungan Gizi Balita di Lingkungan Kelurahan Ngaglik’ dan diharapkan bisa membantu permasalahan stunting.
Selain partisipasi Gendhis Batu Boutique Hotel, kegiatan ini juga mengikutsertakan Rotary International District 3420, yang telah berkontribusi yaitu Romy Junardy selaku District Governor RID 2023 -2024,” imbuhnya.
“Kami sangat mendukung program pengentasan stunting di Kota Batu. Dengan harapan dapat meningkatkan perbaikan indikator kesehatan balita secara keseluruhan di Kota Batu yang didukung oleh pelaku usaha,” paparnya.
Ia berharap, program seperti ini terus berkembang dan berlanjut. Sehingga upaya mewujudkan kesehatan gizi yang baik di lingkungan Kota Batu dapat terwujud.
ENTAS STUNTING: Jajaran Pemkot Batu bersama pelaku usaha bahu membahu melakukan pengentasan stunting di Kota Batu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Ketua Posyandu Azalea, RW 3 Kelurahan Ngaglik, Ida Hidayati menyampaikan, di Posyandu binaannya total 137 balita dan 100 lansia.
Untuk treatment kepada balita, ketika masuk Posyandu akan langsung dilakukan pemeriksaan berat badan, tinggi badan, lingkar lengan dan lingkar kepala.
Ketika memasuki jadwal imunisasi, balita diberikan imunisasi secara gratis. Seperti imunisasi polio, BCG, DPT Rotavirus dan berbagai imunisasi lainnya.
Sedangkan treatment bagi lansia, akan dilaksanakan pemeriksaan gula darah, kolesterol dan asam urat. Kemudian untuk pemeriksaan rutin setiap bulan, dilaksanakan pemeriksaan berat badan, lingkar pinggang dan tinggi badan.
Sementara itu, Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai menerangkan program BBAS merupakan sebuah upaya kolaboratif dari semua pihak, untuk melakukan pendamping kepada balita terindikasi stunting.
“Stunting di Kota Batu penurunannya cukup baik. Harapan kami lebih signifikan penurunannya, kami akan terus melihat secara langsung kondisi masyarakat,” tutur dia.
Pada tahun 2024 ini, Kota Batu menargetkan bisa menurunkan angka stunting ke angka 8 persen. Rangkaian intervensi dilakukan untuk mendorong pemberian gizi optimal khususnya pada balita.
Untuk mewujudkan hal itu, masyarakat bisa bekerja sama untuk aktif dalam Posyandu agar kondisi kesehatan anak terpantau dengan baik dan tak sampai berisiko stunting.
“Kami menargetkan bisa turun satu digit di akhir 2024. Mungkin sekarang angkanya sudah sekitar 10,13 persen, jika bisa turun satu digit sudah lebih baik,” tutupnya. (Ananto wibowo)