MALANG POST – Menjadi raja di kota sendiri. Itulah salah satu konsep kerja Nurochman-Heli Suyanto apabila diamanahi memimpin Kota Batu lima tahun ke depan.
Untuk mewujudkan hal itu, mereka akan membentuk sumber daya manusia (SDM) Kota Batu yang berkualitas. Tak sebatas mengenyam pendidikan formal namun juga melalui pendidikan non formal.
“Kami ingin mewujudkan, ketika masyarakat Kota Batu lulus sekolah kemudian ada peluang kerja, jangan sampai kalah saing dengan angkatan kerja lainnya karena faktor pendidikan,” tutur calon Wali Kota Batu, Nurochman, Jumat (1/11/2024).
Agar tak kalah saing maka pendidikan tak boleh berhenti di pendidikan formal sekolah saja. Namun harus dilengkapi pendidikan non formal, seperti balai latihan kerja agar skill dan potensi warga masyarakat Kota Batu semakin meningkat.
“Pada prinsipnya kami ingin meningkatkan keahlian yang dimiliki. Juga meningkatkan pendidikan ahlak, sopan santun dan semangat, dimana hal tersebut mungkin hanya diajarkan sedikit di dalam kurikulum,” tuturnya.
Menurut Cak Nur, soft skill masyarakat Kota Batu perlu diasah melalui sejumlah kegiatan maupun fasilitas yang akan disiapkan oleh pemerintah melalui pendidikan non formal. “Seperti co working space, inkubator bisnis dan balai latihan kerja, itu wajib ada di Kota Batu,” imbuhnya.
Dijelaskan, pendidikan non formal bisa dilakukan di berbagai tempat seperti di kelompok belajar, sebuah organisasi, atau melalui program pelatihan.
“Pendidikan non formal sangat penting karena memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan mereka,” tuturnya.
Dengan pendidikan non formal, dapat membantu masyarakat yang ingin mengembangkan keterampilan tertentu seperti menjadi seorang seniman atau ahli komputer.
Pendidikan non formal juga memberikan kesempatan untuk belajar tentang topik yang tidak dianggap penting oleh pendidikan formal, seperti budaya, adat istiadat, atau sejarah lokal. (Ananto Wibowo)