MALANG POST – Dalam debat Pilkada Kota Malang 2024, yang berlangsung di Hotel Grand Mercure, calon Wakil Wali Kota Malang nomor urut 2, Ganis Rumpoko, yang berpasangan dengan Heri Cahyono, mengangkat isu penting tentang kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan tragedi kemanusiaan Kanjuruhan, yang mengakibatkan lebih dari 135 korban jiwa.
Ganis berbagi pengalamannya, bertemu penyintas KDRT yang terjebak dalam hubungan toksik tanpa dukungan dari pemerintah. Paslon yang diusung PDI Perjuangan ini menegaskan, pentingnya program Puskesmas Mental dan safe house, untuk membantu para korban.
Lebih dari sekadar infrastruktur bebas banjir dan macet, Ganis bertekad menjadikan Malang sebagai tempat yang aman bagi perempuan, anak, dan kelompok rentan.
“Kita tidak boleh lagi melihat korban KDRT, bunuh diri dan tragedi kemanusiaan,” katanya.
Ganis ingin mengubah citra Kota Malang, tidak hanya sebagai kota pendidikan dan pariwisata, tetapi juga sebagai pusat ekonomi kreatif. “Kami Paslon Nomor Urut 2, siap untuk melukis masa depan Malang yang damai dan harmonis,” ujarnya.
Secara keseluruhan, dalam debat Pilkada Kota Malang yang pertama itu, pasangan yang paling muda diantara dua paslon lainnya, terlihat sangat santai. Keduanya selalu menjawab setiap pertanyaan dengan runut, runtun dan lugas. Utamanya ketika menyampaikan misi dan misinya, untuk berkontestasi dalam Pemilihan Kepala Daerah secara serentak, 27 November mendatang.
Terlihat sekali, Sam HC maupun Mbak Ganis, sangat menikmati panggung debat. Keduanya tampak tidak mempunyai beban. Ketika menyampaikan gagasan, termasuk menjawab setiap pertanyaan dari dua paslon lainnya.
Kedalaman dan pengalaman yang mereka milliki, terkait permasalahan yang dilontarkan, menjadikan Sam HC dan Mbak Ganis, berhasilkan mematahkan setiap ‘jebakan’ yang coba ditanyakan oleh panelis, maupun dua paslon lainnya.
Seperti ketika Sam HC ditanyakan terkait perkembangan bisnis di Kota Malang. Pengusaha multi nasional ini dengan yakin menjawab, di Kota Malang banyak sekali faktor nilai jual untuk investasi, yang bisa dikembangkan.
Salah satunya, pria yang dikenal murah senyum ini menyebut perlu adannya ruang-ruang bisnis, yang tercatat dalam basis data yang konkrit. Agar pelaku usaha, bisa dengan mudah menemukan data usaha di Kota Malang, untuk menginvestasikan modalnya.
“Apalagi Kota Malang ini, sudah masuk dalam parameter Kota Ekonomi Kreatif, yang mendapatkan pengakuan secara internasional.”
“Artinya, harus ada peningkatan dalam ekonomi kreatif dan produk-produk lokal, ang mempunyai nilai jual sampai ke manca negara. Mereka harus didorong untuk memiliki daya saing yang tinggi,” jelas Heri Cahyono.
Sedangkan menyoal program kuliah gratis, yang sempat diragukan oleh semua pihak, kedua paslon itu kembali menegaskan jika hal itu sangat bisa dilakukan. Tentunya dengan berbagai produk pendukung.
Karena dengan adanya program kuliah gratis tersebut, akan memberikan ruang edukasi di tingkat akademis perguruan tinggi, agar lebih banyak warga Kota Malang yang bisa menikmati pendidikan dengan kuliah gratis.
“Semua komponen, baik pemerintah daerah maupun swasta, wajib memperhatikan dengan memberi ruang pendidikan bagi warga Kota Malang untuk bisa kuliah gratis,” tegas Sam HC. (Ra Indrata)